Mengenal Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS), Dipakai di UTBK

oleh | Jan 1, 2024 | Tips Belajar | 0 Komentar

Tahukah kamu kalau sejak tahun 2019 lalu, Pemerintah Indonesia menerapkan sistem higher order thinking skill (HOTS) pada ujian masuk perguruan tinggi negeri? Banyak yang menganggap kalau soal-soal tipe ini lebih susah dibandingkan dengan soal lainnya, meskipun pada dasarnya tidak juga. 

Nah, supaya kamu bisa menjawab soal-soal tipe ini, salah satu hal yang harus kamu lakukan adalah memahami apa itu soal-soal HOTS dan bagaimana cara menjawabnya. Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Sesuai dengan arti bahasanya, higher order thinking skill adalah kemampuan seseorang untuk berpikir dengan lebih tinggi dan mendalam. Dalam soal-soal tipe ini, siswa tidak hanya didorong untuk mengeluarkan hasil hafalan mereka, tetapi juga menganalisis dan mengolah hasil hafalan tersebut menjadi sesuatu yang baru. 

Teori HOTS ini pertama kali muncul dalam buku Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals yang terbit pada tahun 1956. Teori ini kemudian dievaluasi oleh David Krathwohl, dkk pada tahun 2001. Dalam teori HOTS yang telah dievaluasi ini, cara berpikir siswa dapat terbagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:

  1. Mengingat (remembering)
  2. Memahami (understanding)
  3. Mengaplikasikan (applying)
  4. Menganalisis (analyzing)
  5. Mengevaluasi (evaluating)
  6. Mencipta (creating)

3 tingkatan pertama yaitu mengingat, memahami dan mengaplikasikan masuk ke dalam kategori lower order thinking skill (LOTS), sementara 3 tingkatan selanjutnya disebut dengan higher order thinking skill (HOTS). 

Dari sini dapat disimpulkan kalau soal-soal HOTS adalah soal yang mendorong siswa untuk mengevaluasi, menganalisis dan menciptakan sesuatu hal yang baru dari teori yang sudah ada. 

Contoh Soal HOTS dalam UTBK

Penduduk desa-desa di kaki Gunung Sumbing adalah produsen kentang. Suatu hari, gunung tersebut mengalami longsor. Akibatnya, supply produksi kentang menurun. Apabila jumlah permintaan kentang tetap, maka keseimbangan pasar produksi kentang menjadi:

  1. Harga kentang naik, dan titik keseimbangan pasar naik
  2. Harga kentang naik, dan titik keseimbangan pasar tetap
  3. Harga kentang turun, dan titik keseimbangan pasar naik
  4. Harga kentang tetap, dan titik keseimbangan pasar turun
  5. Harga kentang tetap, dan titik keseimbangan pasar naik

Jawabannya adalah B. Ketika terjadi penurunan jumlah supply barang, maka harga barang tersebut akan naik. Pada pasar dengan tipe elastis, kenaikan harga barang umumnya akan diikuti dengan penurunan jumlah barang yang diminta, sehingga titik keseimbangan pasar akan berubah. Namun pada kasus kentang di atas, permintaan tetap, sehingga meskipun kemiringan kurva penawaran berubah, kurva permintaan akan tetap, sehingga titik keseimbangan pasar juga tidak berubah.

Dari soal di atas, kamu tidak hanya diminta untuk menghafalkan hukum permintaan dan penawaran, tetapi juga menganalisis dan menerapkan hukum tersebut dalam kasus yang benar-benar terjadi di lapangan. Dalam soal-soal UTBK, bisa jadi pilihan jawaban soal di atas tidak berupa tulisan melainkan kurva yang harus kamu pilih, sehingga secara tidak langsung kamu juga harus menciptakan sesuatu dari kasus di atas. 

Mengapa HOTS Penting Untuk Diterapkan Dalam UTBK?

Soal-soal dengan tipe HOTS ini penting dalam UTBK karena memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Memperkuat hafalan dan pemahaman teori siswa

Salah satu tantangan belajar menggunakan sistem hafalan adalah siswa akan mudah lupa dengan teori-teori yang diajarkan kalau teori-teori tersebut tidak diterapkan. Dengan tipe soal HOTS dan tentunya terus mengerjakan latihan soal, siswa akan dituntut untuk terus menerus mengulangi teori yang sudah mereka hafalkan dan menerapkannya pada konteks baru. 

Oleh karena itu, sebaiknya mulailah mencoba mengatur waktu belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi soal HOTS di UTBK SNBT. Mempersiapkannya terlalu buru-buru kurang ef

2. Memberikan konteks pembelajaran pada siswa

Tantangan lain yang harus dihadapi oleh siswa yang belajar ilmu murni, seperti materi penalaran matematika adalah siswa tidak mengetahui mengapa dia harus belajar pelajaran tersebut dan apa penerapan soal-soal itu. Dengan pertanyaan bertipe HOTS yang notabene seringkali adalah contoh kasus, siswa akan belajar mengenai penerapan materi-materi yang mereka pelajari di sekolah di dunia nyata. 

3. Mendorong kreativitas siswa

Manfaat lain dari pertanyaan tipe HOTS adalah untuk menjawab pertanyaan ini, siswa dilatih untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah (problem-solving). Kemampuan untuk berpikir kreatif dan skill problem-solving ini sedikit banyak nantinya akan mereka gunakan tidak hanya di perkuliahan saja, tetapi juga di dunia kerja. 

4. Melatih untuk berpikir kritis

Pertanyaan tipe HOTS mendorong siswa supaya bisa berpikir kritis dan tidak dengan mudah menerima teori yang ada. Hal ini penting supaya kedepannya siswa tersebut dapat menciptakan suatu hal yang baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. 

Berpikir kritis merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. Kemampuan seperti ini bukan hanya berguna selama masa perkuliahan saja, melainkan juga nanti saat sudah masuk dunia kerja.

Tips dan Strategi Menguasai Soal HOTS

1. Pahami konsep

Soal HOTS umumnya berbentuk soal cerita, sehingga menghafal teori dan rumus saja tidak cukup untuk menjawab soal ini. Kamu perlu memahami konsep yang ada di balik teori dan rumus tersebut. 

Pada contoh soal hukum penawaran dan permintaan di atas misalnya. Secara teoritis, kurva permintaan menghubungkan antara harga dan permintaan barang yang diminta dan biasanya miring ke kanan bawah. Namun, ada kalanya kurva permintaan ini berbentuk tegak lurus yang menandakan kalau sifat permintaan barang dan jasa tersebut tidak elastis. Dengan memahami teori permintaan dan elastisitas, kamu bisa tahu kira-kira barang dan jasa apa saja yang sifatnya tidak elastis. 

2. Cari kata kunci

Strategi menjawab dan menguasai soal tipe HOTS lainnya adalah dengan mencari kata kunci yang terkait dengan pertanyaan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, umumnya soal-soal HOTS berbentuk cerita, sehingga akan buang-buang waktu kalau kamu membaca seluruh bacaanya. Dengan mencari kata kunci ini, kamu sedikit banyak dapat menghemat waktu dan mengerjakan pertanyaan dengan lebih cepat. 

3. Banyak membaca

Kreativitas dalam menjawab soal-soal HOTS tidak dapat diperoleh begitu saja. Untuk mendapatkan kreativitas ini, kamu harus sering-sering membaca dan menerapkan teori-teori yang ada di buku teks sekolah kamu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini khususnya untuk mengerjakan pertanyaan HOTS pada subtest literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

Misalnya, kamu membaca novel dalam Bahasa Inggris dan mencoba membedah struktur kalimat yang ada di dalam novel tersebut. Dengan cara ini, kamu akan mendapatkan vocabulary baru yang bisa jadi bermanfaat saat menjawab tes literasi Bahasa Inggris saat UTBK nanti. 

4. Sering mengerjakan latihan soal

Dalam tipe soal seperti ini, latihan tidak hanya akan membuat kamu semakin terbiasa mengerjakan soal-soal tersebut, tetapi juga akan membuat kreativitas kamu terasah dan membantumu memperbaiki skill manajemen waktu. Hal ini penting supaya kamu bisa mendapatkan ide-ide baru dan mengerjakan soal-soal tipe ini dalam waktu singkat.

5. Persiapkan mental dan keyakinan

Teori, kreativitas dan latihan soal yang kamu miliki tidak akan berguna apabila kamu tidak memiliki keyakinan dan mental yang cukup untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan ini. Pasalnya, ketika kamu gugup, bisa jadi semua hal yang kamu kumpulkan sebelumnya akan menguap dengan cepat.

Oleh sebab itu, pastikan kamu mempersiapkan mental dan keyakinan terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal ini.  Gunakan soal-soal higher order thinking skill (HOTS) dari Skuling.id supaya kamu lebih percaya diri mengerjakan soal-soal UTBK!