Cara Mengatasi Burnout pada Mahasiswa Selama Kuliah

oleh | Mei 8, 2024 | Dunia Perkuliahan | 0 Komentar

Tidak dapat dipungkiri kalau tekanan akademik bisa membuat kelelahan ekstrim (burnout). Tekanan dari tugas-tugas akademik, persaingan, target, kegiatan organisasi dan lain sebagainya dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental kamu terlepas kamu adalah mahasiswa kupu-kupu atau kura-kura. Tidak hanya mual dan muntah, masalah ini bisa mengakibatkan masalah mental dan interpersonal, seperti penurunan prestasi akademik, depresi, menjauh dari lingkungan sekitar dan lain sebagainya. 

Kabar baiknya adalah, masalah ini bisa dicegah dan bisa diatasi. Berikut ini cara mengatasi burnout pada mahasiswa selama masa kuliah yang perlu kamu ketahui:

Apa Itu Academic Burnout?

Academic burnout dapat didefinisikan sebagai kelelahan ekstrim akibat tekanan akademis, entah itu karena tugas yang menumpuk,maupun tekanan akademis lainnya. Berbeda dengan kelelahan biasa, academic burnout biasanya disebabkan oleh hal-hal yang bersifat berkepanjangan, seperti skripsi yang nggak kelar-kelar atau proyek tugas yang gagal terus. 

Dilansir dari penelitian oleh  LM Psikologi UGM,  fenomena burnout pada mahasiswa mahasiswa kluster Sosial Humaniora di kampus ini cenderung ditandai dengan kelelahan (exhaustion), mengembangkan sikap sinis terhadap lingkungan sekitar (cynicism) dan menurunkan kepercayaan diri terhadap kemampuan akademik (reduced academic efficacy). Apabila dibiarkan terus menerus, tentu ketiga hal ini dapat menurunkan pencapaian akademik mahasiswa terkait.

Oleh karena itu, sebaiknya terjadinya academic burnout bisa diantisipasi, dicegah dan apabila sudah terjadi, harus segera diatasi. Untuk melakukan hal ini, kamu harus tahu terlebih dahulu penyebab dan ciri-ciri kelelahan fisik dan mental ini:

Penyebab Burnout pada Mahasiswa

Academic burnout bisa terjadi karena beberapa sebab, seperti:

1. Aktivitas yang terlalu padat

Tidak dapat dipungkiri kalau kegiatan seorang mahasiswa itu ada banyak. Tidak hanya kuliah, berbagai kegiatan organisasi hingga magang juga diperlukan untuk menunjang pengembangan soft skill selama masa kuliah. Namun kegiatan-kegiatan ini harus diatur sedemikian rupa supaya tidak membuat kelelahan ekstrim yang pada akhirnya mengganggu kelancaran kuliah itu sendiri. 

2. Persaingan akademik

Saat kamu masuk kuliah, khususnya di kampus-kampus ternama, bisa jadi teman-teman sekitarmu adalah individu terbaik di sekolahnya dulu. Maka dari itu, tidak heran kalau akan muncul rasa rendah diri akibat tingginya persaingan akademik tersebut. Apalagi jika kamu adalah tipikal individu yang susah bergaul dan beradaptasi. 

3. Tugas yang terlalu banyak atau nggak kelar-kelar

Tugas yang terlalu banyak atau nggak selesai-selesai tentu akan membuat diri kita mudah frustasi. Apalagi jika tugas tersebut tidak hanya berupa tugas akademik. Misalnya, kamu kuliah sambil bekerja, sehingga akan ada banyak tugas tambahan dari atasan yang belum kamu selesaikan. 

4. Tekanan dan ekspektasi masyarakat

Tekanan dan ekspektasi masyarakat juga berperan penting dalam menambah beban pikiran kamu loh. Contohnya, kamu adalah anak dari keluarga dokter yang berprestasi, sehingga kamu secara tidak langsung juga dituntut untuk menjadi orang yang berprestasi juga. Akibatnya, kamu lebih sulit menerima kegagalan dan lebih mudah merasa frustasi akibat kuliah yang berkepanjangan.

Ciri-ciri Academic Burnout pada Mahasiswa

Untuk mengatasi academic burnout,  kamu juga harus mengenal ciri-ciri dan gejalanya. Tujuannya adalah supaya ketika gejala-gejala ini muncul, kamu bisa segera melakukan tindakan yang dibutuhkan. Berikut ini ciri-ciri dan gejala academic burnout pada mahasiswa:

  1. Kelelahan ekstrim. Hal ini bisa terjadi terlepas dari berapa lama pun kamu tidur atau istirahat, 
  2. Kehilangan motivasi dalam mengerjakan tugas atau hal-hal yang sebelumnya disukai. Misalnya, kamu dulu suka bermain badminton seminggu sekali, namun sekarang tidak lagi suka bermain badminton. 
  3. Lebih mudah marah dan mood lebih sering berubah. Dulu kamu adalah orang yang cukup sabar, namun sekarang lebih mudah marah karena hal-hal kecil saja. 
  4. Konsentrasi dan kreativitas dalam kelas mulai menurun. Kalau biasanya kamu adalah orang yang aktif memberikan pendapat, tapi belakangan ini menjadi lebih diam, maka sudah saatnya kamu take action. Sebab bisa jadi kamu sedang mengalami academic burnout
  5. Munculnya gejala fisik. Stres berlebihan juga bisa mengakibatkan sakit fisik, seperti penurunan berat badan yang tidak wajar, sakit kepala, mual dan muntah dan lain sebagainya. 
  6. Kualitas tidur memburuk, seperti lebih sering mimpi buruk, insomnia dan lain sebagainya. 
  7. Peningkatan kebiasaan buruk, seperti makan terlalu banyak, lupa tenggat deadline dan berbagai kebiasaan lain yang biasanya kamu temui saat kamu merasa stres. 

Cara Mencegah Burnout pada Mahasiswa

1. Menyusun rencana studi yang sesuai prioritas

Salah satu cara utama mencegah academic burnout pada mahasiswa adalah menyusun rencana studi yang sesuai prioritas. Dengan rencana studi ini, kamu bisa tahu kapan waktunya kamu belajar, bermain, organisasi maupun istirahat. Dengan demikian, kamu bisa mengalihkan fokus dengan lebih mudah saat melaksanakan masing-masing kegiatan. 

2. Mengurangi frekuensi aktivitas

Organisasi dan bekerja adalah hal yang penting bagi mahasiswa untuk menambah skill dan pengalaman. Tapi, frekuensinya harus diatur supaya tidak mengganggu tugas kuliah. Sebab walau bagaimanapun, tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Atur waktu belajar, organisasi, pekerjaan dan istirahat kamu dengan baik, supaya kamu bisa tetap fokus kuliah sambil menyerap ilmu yang ada di dunia kerja dan organisasi.  

3. Istirahat yang cukup itu penting

Untuk mencegah kelelahan ekstrim, pastikan kamu bisa tidur dengan nyenyak setidaknya 6 jam per hari. Hindari penggunaan gadget sebelum tidur dan pastikan kamu tidur jika jam tidur sudah berdenting. Memang tidur saat tugas menumpuk itu susah, tapi demi kesehatan diri sendiri tentunya harus diusahakan. 

4. Bangun hubungan baik dengan dosen pembimbing

Dosen pembimbing berfungsi sebagai tempat konsultasi jika kamu memiliki masalah dalam hal akademik. Oleh karena itu, untuk menghindari stres, kamu sebaiknya membangun hubungan baik dengan dosen pembimbing akademik (DPA) yang disediakan oleh pihak kampus untukmu. 

5. Sediakan waktu untuk liburan dan bersenang-senang

Ibaratnya, jika Senin-Jumat sudah kerja keras mengerjakan tugas kuliah, maka Sabtu-Minggu adalah waktunya healing. Entah itu cuma rebahan di kasur menonton Netflix, atau pergi ke pantai bersama teman-teman. Liburan dan bersenang-senang itu sama pentingnya dengan belajar untuk menyempurnakan nilai akademik.

Cara Mengatasi Burnout pada Mahasiswa

Lalu bagaimana jika academic burnout ini sudah terjadi? cara mengatasi academic burnout yang paling utama ketika kamu sudah menemukan gejala-gejala di atas adalah meminta bantuan orang lain. Pertama, kamu bisa meminta bantuan teman atau seseorang yang dekat denganmu dan bisa dipercaya untuk mencurahkan hati dengan aman dan nyaman (curhat). 

Apabila dirasa beban yang kamu tanggung tidak juga berkurang, maka kamu bisa meminta bantuan individu yang lebih dewasa dan memiliki otoritas, seperti orang tua, pemuka agama atau dosen pembimbing. Jika cara terakhir ini belum pas, maka mau tidak mau kamu harus meminta bantuan tenaga profesional, entah itu psikolog maupun psikiater. 

Kamu tidak perlu khawatir. Saat ini sudah banyak kampus yang menyediakan layanan konseling psikologi gratis untuk mahasiswanya. Jika kamu enggan mengantri, kamu juga bisa menggunakan fasilitas dari BPJS untuk berkonsultasi ke psikolog puskesmas terdekat. 

Ingin tahu hal lain seputar dunia perkuliahan? Yuk follow Skuling! Dapatkan informasi seputar kegiatan perkuliahan, tes masuk kampus, hingga berbagai macam beasiswa di Skuling.id! Karena kuliah adalah hak untuk kita semua!