Mahasiswa Kupu-Kupu vs Mahasiswa Kura-Kura, Lebih baik yang Mana?

oleh | Apr 4, 2024 | Dunia Perkuliahan | 0 Komentar

Jika di sekolah ada istilah untuk siswa yang ambisius atau gemar berorganisasi, di dunia kuliah juga ada istilah untuk sejumlah tipe mahasiswa tertentu! Istilah yang sering muncul adalah mahasiswa “kupu-kupu” dan mahasiswa “kura-kura”.

Pada dasarnya, kedua istilah ini hanyalah sebatas pembeda terkait kegiatan yang sering dilakukan oleh mahasiswa berdasarkan kebiasaan dan mayoritas. Akan tetapi, jika ditelaah lebih dalam lagi, mungkin akan terlintas manakah di antara kedua tipe tersebut yang lebih baik?

Nah, agar SkulChamps lebih memahaminya, simak artikel di bawah ini mengenai pengertian dan perbedaan mahasiswa “kupu-kupu” dan “kura-kura”!

Apa itu Mahasiswa “Kupu-Kupu” & “Kura-Kura”?

Mahasiswa “kupu-kupu” adalah tipe mahasiswa yang kegiatan berpusat pada “kuliah-pulang”. Dengan kata lain, setelah kegiatan perkuliahan usai, mereka umumnya tidak memiliki aktivitas lain selain pulang ke rumah atau kos. 

Mahasiswa tipe ini jarang atau bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan kampus, seperti UKM (unit kegiatan mahasiswa), organisasi, atau aktivitas lainnya. Ciri khas mereka juga ditandai dengan jarang berkumpul bersama teman 1 angkatan atau jarang bersosialisasi.

Kebalikan dari “kupu-kupu”, mahasiswa “kura-kura” adalah tipe individu yang memiliki segudang aktivitas organisasi di mana berpusat pada aktivitas “kuliah-rapat”. Banyaknya kegiatan rapat rutin yang dilakukan dalam organisasi membuat waktu tipe individu ini lebih padat dibandingkan “kupu-kupu”.

Ciri khas mahasiswa ini ditandai dengan aktif di organisasi atau UKM tertentu, menjadi aktivis kampus, atau kegiatan lainnya. 

Kelebihan & Kekurangan Mahasiswa “Kupu-Kupu” 

Kelebihan menjadi mahasiswa “kupu-kupu”:

  1. Fokus pada peningkatan di bidang akademik: Dalam hal ini, kamu bisa lebih mendalami lagi materi yang telah diajarkan dosen. Selain itu, kamu juga tidak mudah tergiur untuk mengikuti kegiatan yang kurang bermanfaat atau tidak produktif;
  2. Punya banyak waktu senggang: Karena setelah kuliah kamu akan langsung pulang, kamu bisa mengisi waktu dengan beragam kegiatan. Misalnya, mengikuti course online (kelas daring), mengembangkan minat dan bakat lebih dalam lagi, menjadi pekerja part-time atau freelancer;
  3. Potensi lulus tepat waktu lebih besar: Karena lebih mengutamakan bidang akademik kuliah, kamu akan lebih fokus dalam pengerjaan skripsi atau tugas akhir (TA). 

Sama halnya seperti uang koin yang memiliki sisi berbeda, menjadi mahasiswa “kupu-kupu” juga memiliki sejumlah kekurangan, antara lain:

  1. Pergaulan terbatas: Mahasiswa “kupu-kupu” umumnya jarang kumpul bersama teman kuliah atau mencari pergaulan lewat organisasi. Padahal, salah satu tujuan menjadi mahasiswa adalah memperluas dan mencari relasi sebanyak mungkin. Untuk itu, walaupun kamu memilih menjadi mahasiswa “kupu-kupu” nantinya, kamu tetap harus bisa bersosialisasi dengan lingkungan kampus, ya;
  2. Keterbatasan informasi (kurang update): Informasi dan penambahan wawasan memang bisa didapatkan dari mana saja. Namun, tentu ada beberapa informasi yang tidak bisa dicari sendiri melalui internet atau sosial media. Misalnya, informasi terbaru tentang perubahan peraturan, informasi kampus, dan sebagainya.

Akibat kurang bergaul dengan teman kuliah lainnya, mahasiswa “kupu-kupu” terkadang jadi sulit mendapatkan informasi. Padahal, ketika sedang berkumpul bersama teman, informasi bisa didapatkan dengan lebih detail;

  1. Kurang pengalaman: Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tidak semua mahasiswa “kupu-kupu” mengisi waktunya dengan kegiatan produktif. Ada juga tipe individu yang mengisinya dengan bermalas-malasan. Jika hal demikian terjadi, kamu justru akan memiliki pengalaman yang kurang sebagai bekal di dunia kerja nantinya. 

Kelebihan & Kekurangan Mahasiswa “Kura-Kura”

Kelebihan menjadi mahasiswa “kura-kura”:

  1. Relasi lebih luas: Mengikuti organisasi berarti kamu akan mengenal lebih banyak orang dengan beragam latar belakang. Manfaatkanlah kesempatan berkenalan tersebut untuk memperluas relasi. Relasi ini akan sangat bermanfaat untuk masa depan jika kamu membutuhkan sesuatu atau kamu sendirilah yang menjadi orang yang dibutuhkan tersebut; 
  2. Memiliki banyak pengalaman yang beragam: Join di organisasi bukan berarti kamu hanya fokus menyelesaikan program kerja dan ikut rapat. Akan tetapi, lebih daripada itu, kamu juga akan belajar mengasah soft skills yang harus dimiliki untuk bisa bersaing di dunia perkuliahan. Soft skills tersebut bisa berupa public speaking (berbicara di depan umum), critical thinking (berpikir kritis), manajemen waktu, dan masih banyak lagi yang akan berguna bagi bekal di dunia kerja;
  3. Perluas wawasan: Organisasi sebagai wadah pengembangan soft skills bisa bantu kamu untuk terbiasa berdiskusi dan bertukar pikiran. Dengan begitu, kamu pun akan memiliki wawasan yang lebih luas dan memahami dari berbagai sudut pandang baru.

Adapun sejumlah kekurangan menjadi mahasiswa “kura-kura”, antara lain:

  1. Sulitnya manajemen waktu: Salah satu hal yang cukup krusial dan banyak dialami oleh mahasiswa “kura-kura” adalah sulitnya manajemen waktu. Mengatur waktu antara kuliah dan rapat memang terkadang cukup sulit terlebih jika ada jadwal yang bertabrakan. Oleh karena itu, kamu perlu belajar untuk menentukan skala prioritas antara kegiatan organisasi dan kuliah agar tidak kesulitan dalam mengatur jadwal;
  2. Kurangnya waktu istirahat: Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa terkadang pelaksanaan rapat organisasi membutuhkan waktu lama bahkan hingga tengah malam. Alhasil, mahasiswa menjadi lelah dan kurang istirahat. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan jika kamu tidak menyiasatinya dengan baik;
  3. Kurang fokus di bidang akademik: Mengikuti banyak kegiatan memang tidaklah sepenuhnya salah. Akan tetapi, justru mengikuti banyak kegiatan harus dihindari sebagai mahasiswa baru. Pasalnya, kamu akan jadi kurang fokus saat menerima materi kuliah dan berujung mendapatkan nilai kurang maksimal. 

Lantas, Lebih Baik Mana?

Dari pembahasan di atas, mana tipe yang sesuai dengan ciri khas, SkulChamps? Baik mahasiswa “kupu-kupu” maupun “kura-kura”, keduanya tentu mengarah pada hal baik terutama bagi pengembangan diri. 

Jika muncul pertanyaan: Manakah yang lebih baik, menjadi mahasiswa “kupu-kupu” atau “kura-kura”? Jawabannya pastinya dikembalikan lagi sesuai kebutuhan kamu. 

Apabila kamu senang berorganisasi dan berjiwa ekstrovert, tidak ada salahnya untuk menjadi mahasiswa “kura-kura”. Akan tetapi, pastikan kamu tetap bisa mengatur waktu dengan baik dan menentukan skala prioritas dengan bijak, ya! Jangan sampai melupakan kewajiban sebagai mahasiswa akibat terlalu fokus berorganisasi.

Begitu pula selama persiapan UTBK SNBT. Kamu harus bisa mengatur waktu dengan baik antara istirahat, belajar, dan bermain. Selain itu, manajemen waktu juga diperlukan agar bisa menjawab soal-soal UTBK sesuai batas waktu yang ditentukan.

Bagaimana caranya? Kamu bisa banyak berlatih dari aplikasi belajar seperti Skuling.id. Skuling menyediakan ribuan latihan soal beserta pembahasan yang bisa diakses secara gratis. Sembari latihan soal, ada timer yang disesuaikan dengan waktu real-time seperti pelaksanaan UTBK SNBT. 

Sementara itu, jika kamu lebih senang berkembang di rumah/kost dan berjiwa introvert, kamu akan lebih cocok menjadi mahasiswa “kupu-kupu”. Sama seperti tipe sebelumnya, kamu tetap harus memanfaatkan waktu senggang dengan baik agar bisa digunakan sebagai kesempatan pengembangan diri. 

Itulah beberapa pembahasan mengenai mahasiswa “kupu-kupu” dan mahasiswa “kura-kura”. Apa pun tipenya, pastikan kamu tetap menyelesaikan tanggung jawab sebagai mahasiswa, ya!