Tertarik Kuliah Jurusan Kedokteran? Ini Berbagai Tahapan yang Harus Dilalui, Bukan Hanya Koas!

oleh | Okt 8, 2025 | Persiapan Kuliah | 0 Komentar

Siapa disini yang sudah nonton Drama Korea Hospital Playlist atau Resident Playbook? Dua drama tersebut secara tidak langsung menjelaskan adanya jenjang jabatan dan pendidikan dalam dunia kedokteran. Mulai dari dokter magang (intern), dokter residen sampai dokter spesialis juga ada. Apa sih bedanya? Yuk simak selengkapnya berikut ini!

Memahami Seluk-beluk Kuliah Jurusan Kedokteran

Dokter adalah salah satu profesi yang banyak dibutuhkan di Indonesia saat ini. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (2024), hanya ada sekitar 156.310 dokter di Indonesia yang mana hal ini berarti satu dokter bisa menangani 2.000 orang pasien. Tidak hanya itu, jumlah dokter tersebut kebanyakan juga masih terpusat di Jawa dan Bali. 

Tapi, tidak dapat dipungkiri juga kalau kuliah di Jurusan Kedokteran tidak mudah dan murah. Umumnya, pendidikan dokter dari S1 sampai mendapatkan STR bisa memakan waktu selama 7 tahun. Durasi ini tentu akan bertambah jika kamu mengambil pendidikan spesialis, lanjut ke master degree atau simply harus mengulang berbagai ujian beberapa kali. 

Dirangkum dari Kompas (2025), biaya kuliah di jurusan ini bisa mencapai Rp25.000.000 per semester belum termasuk biaya koas, IPI, biaya cadaver (jika ada) dan lain sebagainya. Nilai ini tentu juga akan berbeda jika kamu kuliah di perguruan tinggi swasta. Tapi, kamu nggak perlu khawatir. Saat ini sudah banyak beasiswa yang dapat diakses oleh calon mahasiswa kedokteran, seperti beasiswa KIP-K, Djarum Indonesia Plus dan masih banyak lainnya.

Sistem Pembelajaran Jurusan Kedokteran

Sistem pembelajaran dan ujian di Jurusan Kedokteran juga berbeda dengan jurusan-jurusan lain. Mata kuliah-mata kuliah di jurusan ini akan dikelompokkan dalam beberapa blok sesuai dengan sistem kesehatan yang akan dibahas. Di FKKMK UGM misalnya, kamu selama kuliah akan mempelajari sekitar 20 blok yang terbagi kedalam dua fase, yaitu fase dasar dan fase complaint dan disease.Dua fase ini akan ditempuh selama 3 tahun dengan masing-masing fase 1,5 tahun (18 bulan), sebelum kemudian lanjut ke fase ke-3 dan fase ke-4 (praktik). 

Selain ujian blok yang akan diselenggarakan di pertengahan maupun di akhir pembelajaran setiap blok, Jurusan Kedokteran juga memiliki beberapa jenis ujian lain, yaitu:

  1. Ujian praktikum yang diselenggarakan oleh setiap laboratorium;
  2. Ujian mata kuliah wajib universitas, seperti Keagamaan, Pancasila dan lain sebagainya;
  3. Ujian berkesinambungan lintas blok. Jenis ujian ini terdiri dari ujian BCC 1,2,3, progress test dan beberapa jenis ujian lainnya. 
  4. Ujian keterampilan klinis (OSCE), yang diselenggarakan pada akhir semester sesuai dengan materi blok yang diajarkan selama semester tersebut. Ujian OSCE ini juga menjadi salah satu komponen kelulusan S1.
  5. Ujian lisan (SOCCA). Sesuai dengan namanya, mahasiswa diminta untuk presentasi secara individu di depan beberapa orang dokter penguji. 
  6. Ujian skripsi

Maka dari itu, tidak heran jika banyak yang menganggap kalau Jurusan Kedokteran adalah salah satu jurusan kuliah paling sulit di Indonesia

Tahapan-tahapan Sebelum Menjadi Dokter

Biasanya, calon mahasiswa jurusan ini mempersiapkan diri masuk ke Fakultas Kedokteran. Pasalnya, peminat jurusan ini banyak sekali dan seringkali para calon dokter ini berasal dari Jurusan IPA di SMA terkemuka, dan mengikuti serangkaian les yang memakan waktu. Tapi, bukan berarti kamu harus merelakan mimpimu menjadi dokter ya. Berikut ini beberapa tahapan yang harus ditempuh untuk mendapatkan “status” sebagai dokter:

1. Kuliah S1 Kedokteran

Tahap pertama untuk menjadi dokter adalah kuliah S1 Kedokteran. Kedokteran adalah salah satu program studi kesehatan yang tidak memiliki jenjang D3 atau D4. Umumnya, kuliah S1 Kedokteran berlangsung selama 3,5 sampai 4 tahun belum termasuk magang dan koas. Selama kuliah S1 di bidang ini, kamu akan diajari dasar-dasar untuk menjadi dokter yang handal. 

Setelah dinyatakan lulus dari jurusan ini, kamu akan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked), tapi belum mendapatkan STR atau surat izin praktik. Jadi, perjalanan kamu menjadi dokter masih panjang. 

2. Program profesi dokter

Tahapan menjadi dokter umum yang selanjutnya setelah dinyatakan lulus S1 adalah program profesi dokter atau yang juga sering disebut koas. Selama praktek, dokter koas akan berhadapan dengan pasien secara langsung dalam pengawasan ketat dokter yang lebih berpengalaman. 

Selama koas, mahasiswa kedokteran akan ditempatkan di berbagai stase yang berbeda dan tidak akan mendapatkan gaji karena masih terhitung sebagai proses pembelajaran. Bahkan, mahasiswa koas masih harus membayar UKT dan (tidak jarang) mencari pasien sendiri dan memberikan pasien tersebut subsidi biaya perawatan. 

Untuk lulus koas, mahasiswa kedokteran juga harus menghadapi berbagai jenis ujian, mulai dari OSCE sampai mini clinical evaluation exercise (mini-CEX) dan ujian akhir stase. Pada tahap ini, kamu tidak hanya akan diuji pengetahuan dan keterampilan kamu menghadapi masalah-masalah kesehatan, tetapi juga keterampilan kamu bekerja sama dalam tim. 

Biasanya, koas akan ditempatkan di rumah sakit akademik milik kampus dan atau rumah sakit lain yang bekerjasama dengan kampus tersebut. Oleh karena itu, penting buatmu untuk memilih kampus kedokteran terbaik yang memiliki fasilitas rumah sakit sendiri atau banyak bekerjasama dengan rumah sakit mitra. 

3. Internship

Tahap ketiga untuk menjadi seorang dokter adalah internship selama kurang lebih 1 tahun. Kali ini, kamu tidak hanya akan ditempatkan di rumah sakit akademik atau mitra, tetapi juga di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain di daerah-daerah. Kinerja dokter intern masih diawasi oleh dokter senior, tapi berbeda dengan koas, pengawasan tersebut relatif lebih longgar. 

Selain itu, pada tahap inilah kamu akan mendapatkan gaji pertama sebagai dokter. Besaran gaji ini bervariasi antara Rp3.200.000 hingga Rp6.500.000 per bulan tergantung wilayah. Dokter magang ini juga tidak perlu membayar UKT lagi karena sistem magang ini dikelola secara langsung oleh Kementerian Kesehatan dan tidak terhitung sebagai bagian dari proses belajar. 

Setelah lulus internship inilah kamu akan mendapatkan STR atau Surat Tanda Registrasi dan bisa mulai bekerja di berbagai fasilitas kesehatan maupun buka praktek mandiri. 

4. Pendidikan lanjutan

Kalau kamu ingin bekerja sebagai dokter spesialis seperti tokoh-tokoh utama dalam drama Hospital Playlist, maka kamu bisa mengambil pendidikan spesialis. Durasi pendidikan spesialis ini bervariasi antara 4-6 tahun tergantung program spesialis yang diambil. Beberapa jenis program spesialis tersebut antara lain:

  • Spesialis Bedah;
  • Bedah Onkologi;
  • Bedah Ortopedi;
  • Bedah Saraf;
  • Penyakit Dalam;
  • Gastroenterologi dan Hepatologi
  • Kardiologi;
  • Alregi dan Imunologi;
  • Spesialis endokrin;
  • Spesialis ginjal dan hipertensi;
  • Spesialis paru;
  • Spesialis anak;
  • Kandungan dan gineokologi;
  • Kulit dan Kelamin;
  • Spesialis Andrologi;
  • Spesialis Mata;
  • THT;
  • Pskiater;
  • Bedah Mulut;
  • Spesialis Urologi;
  • Spesialis Gizi;
  • Spesialis anastesi;
  • Spesialis Forensik, dan masih banyak lainnya. 

Nah, setelah pendidikan spesialis inilah dokter bisa bekerja sebagai residen di rumah sakit. Jadi, ngerti ya tahapan menjadi dokter residen dan bedanya dengan dokter intern

Menjadi dokter tidak hanya bisa bekerja di berbagai fasilitas kesehatan. Dokter kulit dan kelamin misalnya, bisa bekerja di perusahaan produsen jasa dan produk kecantikan. Selain itu, seorang dokter juga bisa mengambil pendidikan master (S2) untuk menjadi dosen atau menjadi pemangku kebijakan di rumah sakit, atau Kementerian Kesehatan. Maka dari itu, tidak heran meskipun proses pendidikannya yang panjang, tidak mudah dan (apalagi) murah, jurusan kedokteran masih menjadi jurusan yang paling banyak diminati karena prospek kerjanya yang luas. 

Yuk, Belajar Bareng Skuling!

Salah satu cara jadi dokter dengan biaya yang lebih terjangkau adalah lulus Jurusan Kedokteran lewat jalur SNBP atau SNBT UTBK. Pasalnya, mahasiswa yang masuk melalui jalur ini tidak dibebani IPI dan berpeluang mendapatkan UKT yang lebih terjangkau dibandingkan mahasiswa yang lulus melalui seleksi mandiri. Siapkan diri kamu masuk Jurusan Kedokteran di PTN terbaik Indonesia dengan rajin mengerjakan latihan soal UTBK dan tryout gratis di aplikasi belajar UTBK Skuling. Kini, Skuling sudah dilengkapi dengan fitur Skully dan Xplain untuk menjelaskan materi-materi sulit untuk kamu.  Jadi, jika ada materi tes UTBK yang belum dipahami, kamu bisa cek dua fitur tersebut.

Download Skuling untuk Android & iOS

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *