Macam-macam Gaya Belajar, Mitos atau Fakta?

oleh | Jan 4, 2024 | Tips Belajar | 0 Komentar

Gaya belajar seseorang berbeda-beda, ada visual, auditif, kinestetik, dan verbal. Pernyataan tersebut mungkin sering kita dengar saat mencoba memahami diri soal gaya belajar. 

Apakah gaya belajar itu fakta atau mitos? Simak artikel ini untuk mengetahui pengertian, penelitian, mitos dan fakta mengenai gaya belajar berikut ini!

Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar adalah preferensi individu dalam menerima, memproses dan memahami informasi. Ini mencakup beberapa cara agar seseorang cenderung lebih baik dalam belajar. Dalam konsep gaya belajar ini, setiap orang dikelompokkan menjadi beberapa jenis cara pembelajaran. 

Beberapa jenis gaya belajar yang umum dibicarakan diantaranya:

1. Visual: Individu dengan gaya belajar visual lebih mudah menangkap informasi dengan visualisasi berupa gambar, diagram atau grafik. 

2. Auditif: Berbeda dengan visual, gaya belajar auditif adalah kondisi dimana seseorang lebih responsif terhadap informasi yang diberikan secara lisan misalnya melalui penjelasan atau diskusi. 

3. Kinestetik: Gaya belajar kinestetik merupakan kondisi dimana seseorang membutuhkan aktivitas fisik atau praktik untuk memahami sebuah informasi. Mereka belajar dari pengalaman. 

4. Verbal: Individu ini lebih suka menggunakan kata-kata, baik tertulis maupun lisan untuk belajar. Mereka lebih suka membaca atau mendengarkan informasi. 

Banyak orang percaya, dengan memahami gaya belajar akan lebih mudah seseorang untuk memahami informasi. Artinya cara belajar ditentukan oleh gaya belajar yang sudah dikelompokkan di atas. 

Penelitian tentang Gaya Belajar

Penelitian mengenai gaya belajar yang terkenal adalah milik Barbara Prashnig. Barbara memperkenalkan konsep ‘Visual-Auditory-Kinesthetic (VAK)’ dalam pendidikan. Ia memperkenalkan konsep VAK yang mempertimbangkan preferensi belajar terhadap individu terhadap tiga jenis utama gaya belajar. Konsep ini memandang bahwa individu cenderung memiliki preferensi yang kuat terhadap salah satu dari tiga gaya belajar tersebut. 

Pembagian gaya belajar ini juga didukung oleh peneliti lain yaitu Neil Fleming. Neil Fleming pada tahun 1987 mengembangkan model VAK ini menjadi VARK (visual, auditory, reading/writing dan kinesthetic). Fleming mengembangkan konsep ini untuk membantu mengidentifikasi preferensi belajar individu, dengan harapan mengetahui gaya belajar yang disukai siswa mempermudah pengajaran yang dilakukan. 

Dengan adanya berbagai penelitian ini, gaya belajar akhirnya menjadi sesuatu pedoman yang digunakan dalam proses belajar mengajar oleh para guru. Namun setelah beberapa waktu muncul perdebatan mengenai konsep gaya belajar ini. Terdapat pro dan kontrak pendapat mengenai pembagian gaya belajar yang sederhana. 

Hingga pada tahun 2009 seorang peneliti bernama Daniel T. Willingham, seorang profesor psikologi kognitif mengajukan keberatan terhadap konsep gaya belajar yang terlalu sederhana. Keberatannya ini dituliskan dalam sebuah buku berjudul “Why Don’t Students Like School”. 

Willingham menegaskan bahwa konsep gaya belajar yang umum dipahami—seperti visual, auditori, dan kinestetik—tidak didukung oleh bukti ilmiah yang cukup kuat. Ia berpendapat bahwa gagasan bahwa mengajar sesuai dengan gaya belajar yang disukai oleh siswa (misalnya, mengajar visual untuk siswa visual) mungkin tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam pembelajaran.

Willingham menekankan pentingnya untuk memfokuskan pada pendekatan yang berdasarkan pada dasar ilmiah dalam pembelajaran, seperti memberikan pemahaman yang baik terhadap topik yang diajarkan dan menggunakan metode pengajaran yang telah terbukti efektif.

Namun, perlu dicatat bahwa sementara Willingham dan beberapa ahli lainnya mempertanyakan validitas konsep gaya belajar yang sederhana, masih ada berbagai pandangan di kalangan akademisi tentang hal ini. Banyak diskusi dan penelitian terus berlangsung untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana individu memproses informasi dan bagaimana pengajaran dapat disesuaikan untuk mendukung berbagai kebutuhan belajar.

Mitos Mengenai Gaya Belajar

Setelah memahami pengertian dan beberapa penelitian mengenai gaya belajar, kini saatnya kita sama-sama memahami mitos apa saja sih mengenai gaya belajar ini. Simak selengkapnya di bawah ini. 

1. Setiap orang memiliki gaya belajar tunggal 

Mitos mengenai gaya belajar yang pertama adalah bahwa setiap orang memiliki gaya belajar tunggal. Misalnya visual saja, atau auditori saja. Seseorang mungkin masih merasa kesulitan ketika memahami sebuah informasi hanya dengan satu metode saja. Bahkan orang yang cenderung suka menggambar bisa saja harus memadukan beberapa metode belajar agar mencapai pemahaman yang baik akan sebuah informasi. 

2. Pengajar harus disesuaikan dengan individu

Mitos selanjutnya dari gaya belajar adalah bahwa mengajar harus disesuaikan dengan individu yang diajar. Misalnya, ketika seseorang memiliki gaya belajar visual maka guru harus melakukan pembelajaran dengan banyak gambar atau grafik. Hal ini masih diragukan sebab belum ada bukti ilmiah yang kuat. 

3. Gaya belajar adalah faktor tunggal keberhasilan akademis

Terakhir, mitos mengenai gaya belajar adalah faktor tunggal keberhasilan akademik. Meskipun gaya belajar dapat mempengaruhi cara individu memproses informasi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengetahui gaya belajar akan secara langsung meningkatkan hasil akademis.

Fakta Mengenai Gaya Belajar

Membahas mengenai mitos, akan lebih baik jika kita juga mengetahui apa sih fakta yang sebenarnya dari gaya belajar ini. Simak berikut ini!

1. Variasi preferensi belajar 

Fakta mengenai gaya belajar yang pertama yaitu bahwa seseorang memiliki variasi preferensi belajar. Beberapa orang mungkin lebih suka memperoleh informasi melalui gambar, suara, tulisan, atau melalui pengalaman langsung.

Apapun itu, supaya pembelajaran jadi efektif dan efisien perlu mengatur waktu belajar sebaik mungkin. Ini perlu dilakukan supaya materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah.

2. Terdapat kombinasi dalam gaya belajar 

Selanjutnya, fakta bahwa terdapat kombinasi dalam gaya belajar adalah benar. Pembagian gaya belajar tidak bisa sesederhana VAK, atau VARK saja. Tetapi bahkan satu orang dengan satu orang lainnya terdapat perbedaan secara signifikan. 

​​Banyak individu cenderung menggunakan kombinasi dari beberapa gaya belajar dalam situasi pembelajaran yang berbeda, dan tidak terikat hanya pada satu gaya belajar tunggal. Terdapat kompleksitas dalam cara individu memproses informasi, dan preferensi mereka bisa bervariasi tergantung pada subjek, konteks, dan situasi pembelajaran tertentu.

3. Pentingnya fokus pada pemahaman konsep 

Terakhir, fakta mengenai dalam proses seseorang memahami informasi lebih baik difokuskan pada pemahaman konsep. Fokus pada pemahaman konsep yang mendalam, penyajian informasi dalam berbagai format, dan penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda lebih penting daripada hanya memusatkan perhatian pada satu gaya belajar saja.

Menggunakan Gaya Belajar dalam Pembelajaran

Penggunaan gaya belajar dalam pengajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan preferensi individu dalam memproses informasi. Meskipun ada perdebatan tentang efektivitas pengajaran berdasarkan gaya belajar, beberapa pendekatan dapat membantu mengakomodasi variasi preferensi pembelajaran:

1. Variasi dalam pengajaran: Menyajikan informasi dalam berbagai bentuk dapat membantu memenuhi preferensi pembelajaran yang berbeda. Gunakan gambar, video, diskusi, presentasi lisan, dan aktivitas praktis untuk menyampaikan konsep yang sama. Jadi tidak terpaku pada satu gaya belajar saja, sebisa mungkin mengakomodasi semua jenis gaya belajar untuk siswa. 

2. Berikan pilihan: Memberikan pilihan kepada siswa dalam cara mereka mengeksplorasi atau mengevaluasi materi pelajaran dapat memberikan ruang bagi preferensi individu. Misalnya, siswa bisa memilih untuk membaca, mendengarkan penjelasan, atau membuat proyek. Buat kondusif namun bebas supaya siswa dapat mengeksplorasi caranya memahami materi sesuai dengan kemauannya. 

3. Kolaborasi dan diskusi: Terakhir, sebisa mungkin mendorong siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok bisa mendukung gaya belajar sosial. Ini memungkinkan siswa belajar satu sama lain, menggali berbagai sudut pandang, dan mengembangkan keterampilan sosial.

Nah, berikut di atas penjelasan mengenai gaya belajar. Sebisa mungkin untuk tidak terpaku pada hal ini, sebab pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa sehingga ia memahami konsepnya lebih penting bagi proses pemahaman informasi.