Pernahkah kamu mendengar istilah gaya belajar atau learning styles? Gaya belajar ini disebut-sebut sebagai salah satu faktor penentu yang mempengaruhi efektivitas belajar seorang siswa dan setiap orang siswa hanya memiliki satu jenis gaya belajar yang dominan.
Penulis sendiri cenderung mengidentifikasi gaya belajar penulis sebagai auditory, yaitu orang yang akan lebih nyantol kalau belajar dengan cara mendengarkan entah itu mendengarkan podcast atau mendengarkan dosen ngomong.
Tapi, kalian tahu nggak kalau menurut banyak penelitian terbaru, konsep ini tuh tidak didukung dengan hasil penelitian yang kuat, alias mitos belaka. Hah, kok bisa? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini:
Macam-macam Gaya Belajar
Gaya belajar adalah preferensi individu dalam menerima, memproses dan memahami informasi. Dalam konsep gaya belajar ini, seseorang diidentifikasi memiliki satu gaya belajar dominan diantara banyak gaya belajar lain. Beberapa jenis gaya belajar adalah:
- Visual. Individu dengan gaya belajar ini cenderung lebih mudah menangkap informasi yang disertai dengan visualisasi, seperti gambar atau grafik.
- Auditori. Siswa dengan gaya belajar ini cenderung lebih mudah menangkap pelajaran atau ilmu yang disampaikan melalui suara, entah itu dengan mendengarkan penjelasan guru di kelas atau dengan diskusi bersama teman-teman.
- Kinestetik. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan praktik atau pengalaman langsung. Siswa dengan gaya belajar ini cenderung lebih paham pada materi yang diajarkan dengan menggunakan praktikum.
- Verbal: Individu ini lebih suka menggunakan kata-kata, baik tertulis maupun lisan untuk belajar. Mereka lebih suka membaca atau mendengarkan informasi.
Teori mengenai gaya belajar siswa ini nggak hanya populer di Indonesia loh. Menurut Dekker, et all (2012), 93% guru di Inggris percaya bahwa siswa dapat belajar dengan lebih baik dan efektif jika diajari sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.
Penelitian tentang Gaya Belajar
Penelitian mengenai gaya belajar sudah ada sejak tahun 1970-an. Menurut Dunn and Dunn (1978) sebagaimana disampaikan oleh Wiedarti (2018), 20 sampai 30% anak usia sekolah memiliki gaya belajar auditori, 40% memiliki gaya visual, 30% sampai 40% memiliki gaya campuran.
Namun menurut penelitian yang lebih baru dari Dr. Harold Pashler (2008), tidak ada bukti scientific yang memadai untuk mendukung bahwa siswa hanya memiliki satu gaya belajar yang dominan dan efektivitas pembelajaran berdasarkan gaya belajar ini diragukan.
Bahkan American Psychological Association (APA), menyebutkan bahwa terlalu percaya pada “teori” gaya belajar ini dapat berdampak buruk pada pendidikan secara keseluruhan. Misalnya, guru akan merelakan banyak uang dan waktu untuk mempelajari teori gaya belajar yang sebenarnya tidak valid secara scientific. Kedua, murid hanya belajar menggunakan gaya yang ia identifikasi sebagai gaya belajarnya, padahal gaya belajar tersebut belum tentu efektif dan lain sebagainya.
Mitos vs Fakta Mengenai Gaya Belajar
1. Setiap orang memiliki gaya belajar tunggal
Mitos mengenai gaya belajar yang pertama adalah bahwa setiap orang memiliki gaya belajar tunggal. Misalnya visual saja, atau auditori saja dan gaya belajar ini akan terus bertahan selama mereka hidup. Bahkan menurut Cashdan (2021) dalam British Psychological Society, gaya belajar seorang anak bisa berbeda-beda tergantung dengan mata pelajaran yang diajarkan.
2. Pengajar harus disesuaikan dengan individu
Teori bahwa seorang guru harus memperhatikan masing-masing muridnya dan mengajar sesuai dengan kebutuhan murid itu memang benar adanya. Hanya saja, hal ini bukan berarti guru tersebut harus mengajar muridnya sesuai dengan gaya belajar mereka.
Mengingat teori mengenai gaya belajar siswa masih perlu dibuktikan efektivitasnya, guru dituntut untuk lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan mencarikan solusi belajar untuk siswa mereka tidak terbatas pada gaya belajar siswa tersebut. Misalnya, seorang siswa yang diidentifikasi memiliki gaya belajar visual nyatanya masih belum paham matematika meskipun diajarkan menggunakan slide presentasi. Maka, tugas guru adalah mencari dan menggunakan metode belajar lainnya, misalnya, meminta teman siswa tersebut untuk membantunya belajar dan lain sebagainya.
3. Gaya belajar adalah faktor tunggal keberhasilan akademis
Terakhir, mitos mengenai gaya belajar adalah faktor tunggal keberhasilan akademik. Meskipun gaya belajar dapat mempengaruhi cara individu memproses informasi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengetahui gaya belajar akan secara langsung meningkatkan hasil akademis.
Keberhasilan akademis siswa tidak hanya dipengaruhi oleh gaya belajarnya, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti keberhasilan guru dalam menyampaikan informasi, IQ atau innate ability siswa tersebut dalam memproses informasi dan lain sebagainya.
Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran
Belajar dengan menggunakan gaya belajar tertentu hanya satu diantara banyak faktor yang bisa mempengaruhi masuk atau tidaknya kamu terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Berikut ini beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi kesuksesan kamu mempelajari suatu pelajaran:
1. Kesehatan
Tentunya kamu akan lebih mudah memahami suatu pelajaran kalau kamu belajar dalam kondisi sehat, kenyang dan nggak ngantuk bukan? Kalau lagi sakit juga, tentunya kamu cuma bisa mengerjakan soal di Skuling freestyle dan nggak bisa ikut les. Maka dari itu, kalau kamu ingin memahami banyak pelajaran dalam kelas maupun saat les, pastikan kamu memiliki jam istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan bergizi yah.
2. Kondisi emosional
Kondisi emosional, seperti stres, marah, senang, bahagia, kecewa dll juga bisa mempengaruhi efektivitas kamu dalam belajar. Misalnya, tentu kamu akan lebih susah menyerap dan memahami pelajaran saat baru aja putus dari pacar, bukan?
Nah, jangan biarkan kondisi emosional kamu mempengaruhi performa belajar kamu terlalu banyak. Belajarlah dalam mengatur stres dan emosi lainnya, supaya kamu bisa belajar lebih baik dan masuk kampus impian!
3. Gaya guru dalam mengajar
Ada guru yang lebih suka ceramah tanpa melibatkan muridnya, tapi ada juga guru yang lebih suka mengajak muridnya bereksplorasi. Sama seperti gaya belajar siswa, gaya mengajar guru juga banyak jenisnya. Maka dari itu, jangan heran kalau kamu bisa paham mata pelajaran yang sama saat diajar oleh guru baru dibandingkan saat diajar oleh guru lainnya.
4. Fokus dalam belajar
Efektivitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh fokus kamu dalam belajar. Semakin fokus atau konsentrasi kamu dalam membaca materi, mendengarkan guru atau bahan ajar lainnya, tentu mata pelajaran tersebut akan semakin mudah dipahami.
Fokus dalam belajar di kelas ini adalah salah satu tips belajar efektif ala Maudy Ayunda. Menurut Maudy, dengan fokus belajar di kelas, kamu nggak perlu banyak-banyak mengulang materi saat pulang sekolah. Jadi, manfaatkan waktu sekolah kamu dengan baik, ya.
Maka dari itu, saat mempersiapkan UTBK, pastikan kamu menciptakan suasana dan kondisi belajar yang mendukung peningkatan fokus ini. Misalnya, belajar setelah makan malam saat anggota keluarga lain sudah tidur atau mematikan handphone selama belajar untuk meminimalisir distraksi.
5. Pengalaman masa lalu
Jika suatu mata pelajaran berkaitan dengan pengalaman yang telah kamu alami sebelumnya, tentu mata pelajaran tersebut akan lebih mudah diingat. Misalnya, guru sejarah menceritakan tentang insiden 10 November di Surabaya, sebagai orang Surabaya tulen, bisa jadi kamu lebih mudah mengingatnya karena pernah diajak oleh orang tua kamu ke Hotel Majapahit (lokasi kejadian).
6. Motivasi
Faktor lain yang bisa mempengaruhi kesuksesan pembelajaran adalah motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi tentu akan lebih ambisius dalam belajar, entah itu rajin membaca, mendengarkan penjelasan guru, dan lain sebagainya. Dengan demikian, meskipun kamu belum tahu secara pasti apa gaya belajar kamu, kamu bisa tetap sukses belajar dengan cara meningkatkan motivasi atau faktor lain terkait kesuksesan pembelajaran ini.
Belajar UTBK Lebih Seru Bareng Skuling!
Nggak bisa dipungkiri kalau belajar dengan cara dan gaya yang sama secara terus menerus itu bisa membuat bosan. Nah, supaya kamu nggak bosan belajar, kamu bisa menggunakan Skuling Battle! Dengan Skuling Battle ini, kamu bisa balapan mengerjakan latihan soal UTBK dengan teman atau kenalan kamu!Kalau latihan soalnya sudah dikerjakan, kini saatnya mengerjakan soal latihan tryout UTBK online di Skuling tryout! Jadi, tunggu apa lagi! Buat akun kamu di website belajar UTBK ini sekarang juga!
0 Komentar