Perbandingan UTBK SNBT dengan Sistem Seleksi Perguruan Tinggi Lainnya

oleh | Des 21, 2023 | Persiapan Kuliah | 0 Komentar

Pada akhir tahun 2022 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengumumkan adanya metode seleksi baru dalam menyeleksi calon mahasiswa, yaitu UTBK SNBT. Meskipun pada dasarnya UTBK SNBT adalah pengganti dari SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), namun kedua sistem ini memiliki perbedaaan. 

Tidak hanya berbeda dengan SBMPTN, UTBK SNBT juga merupakan sistem yang berbeda dengan sistem jalur masuk perguruan tinggi lainnya, seperti SNBP dan ujian masuk mandiri. Apa saja perbedaan tersebut? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:

Apa itu UTBK SNBT?

UTBK SNBT adalah tes masuk perguruan tinggi negeri yang memiliki kepanjangan sebagai Ujian Tertulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes untuk Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sesuai dengan namanya, untuk masuk perguruan tinggi melalui jalur ini, siswa harus melakukan tes menggunakan komputer di lokasi-lokasi yang telah ditunjuk oleh pemerintah dengan biaya Rp200.000.

UTBK SNBT dilaksankan dalam dua gelombang. Di tahun ini, tes dilaksanakan pada tanggal 8-14 Mei 2023 dan 22-28 Mei 2023. Peserta bisa memilih untuk mengikuti ujian di tanggal tersebut, tapi peserta hanya bisa mengikuti tes ini satu kali saja. 

Perbedaan UTBK dengan Sistem Seleksi Perguruan Tinggi Lainnya 

Meskipun sama-sama untuk memilih calon mahasiswa terbaik, namun UTBK SNBT memiliki desain yang berbeda dengan tes masuk perguruan tinggi lainnya. Berikut ini penjabarannya:

1. SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

Secara garis besar, UTBK SNBT kurang lebih sama halnya dengan SBMPTN. Perbedaannya terletak pada struktur soal dan sistem penilaian. Dalam SBMPTN, hingga tahun 2022 lalu, masih ada tes potensi akademik (TPA) yang berisi soal-soal mata pelajaran tertentu sesuai dengan jurusan siswa (biologi, kimia, fisika dan Matematika untuk IPA dan ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi untuk IPS). Sementara untuk UTBK SNBT ini tidak ada tes potensi akademik. 

Sebagai gantinya pada UTBK SNBT ini, peserta akan diminta menjawab 155 soal dalam 195 menit. 155 soal tersebut terdiri dari Tes Potensi Skolastik dengan 4 subtes berisi 85 soal dan Tes Literasi dan Penalaran Matematika yang terdiri dari 3 subtest (literasi Bahasa Indonesia, literasi Bahasa Inggris dan Penalaran Matematik) dalam 70 soal.

Selain itu, perbedaan lainnya adalah pada tes UTBK SNBT kali ini, peserta tidak bisa menggunakan nilai rapor sebagai nilai pendukung. 

2. SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi)

Sistem seleksi perguruan tinggi yang kedua adalah SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi). Meskipun sama-sama berdasarkan prestasi, namun SNBP ini berbeda dengan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Perbedaan utamanya terletak dari jenis mata pelajaran yang diperhitungkan dan kemungkinan sisa untuk lintas jurusan. 

Berbeda dengan UTBK SNBT, siswa tidak perlu melakukan tes dan membayar biaya pendaftaran supaya bisa mengikuti pendaftaran PTN melalui ini. Mereka hanya perlu memasukkan nilai rapor dan berbagai portofolio yang membuktikan kalau siswa tersebut memiliki prestasi di luar prestasi akademik. Hasil data yang dimasukkan oleh sekolah ini kemudian akan diseleksi oleh kampus berdasarkan pilihan jurusan siswa tersebut, nilai indeks sekolah dan tentunya prestasi siswa tersebut. 

3. SPAN-PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri)

Jika kamu berminat untuk masuk ke universitas berbasis keagamaan, seperti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN-SK) atau kampus keagamaan negeri lainnya, maka SPAN-PTKIN adalah salah satu metode seleksi yang patut kamu pertimbangkan. 

Hampir sama dengan SNBP, untuk mendaftar SPAN-PTKIN, sekolah hanya perlu memasukkan data diri siswa dan jurusan yang mereka inginkan ke PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa) untuk kemudian diseleksi oleh pihak kampus. Hanya saja bedanya dengan SNBP adalah, sistem ini dikelola oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan hanya berlaku untuk sekolah tinggi keagamaan. 

4. Ujian Mandiri

Sistem seleksi perguruan tinggi yang keempat adalah ujian mandiri. Berbeda dengan ujian masuk perguruan tinggi sebelumnya, ujian mandiri ini diselenggarakan secara langsung oleh pihak kampus dan bisa diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri  (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). 

Oleh sebab itu, kebijakan mengenai tes yang satu ini, mulai dari tanggal, struktur soal, biaya tes hingga sistem penilaian juga ditentukan secara mandiri oleh pihak kampus. Tidak hanya itu, beberapa kampus juga mewajibkan mahasiswa yang lolos melalui jalur ini untuk membayar uang pangkal atau uang pembangunan di awal perkuliahan.

Untuk mengikuti ujian masuk UGM misalnya, kamu harus mengikuti dan memiliki nilai UTBK terlebih dahulu dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp325.000 -Rp550.000 tergantung pilihan jurusan dan lokasi tes. 

Selain besaran biaya tersebut, yang membedakan antara tes mandiri UGM dengan UTBK SNBT juga adalah struktur soalnya. Untuk masuk universitas yang berlokasi di Yogyakarta ini, kamu harus mempelajari 3 tipe tes, yaitu tes potensi skolastik (TPS), tes potensi akademik (TPA yang berbeda untuk soshum dan saintek) dan Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU) yang tersusun dari 3 subtest, yaitu Matematika Dasar, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

Cara Beradaptasi dengan Sistem Seleksi yang Berbeda

Supaya lolos di kampus impian, tentunya kamu tidak hanya mencoba satu jalur seleksi saja dong? Meskipun hal ini akan memperbesar peluang kamu untuk diterima di kampus tersebut, namun tidak dapat dipungkiri kalau ini juga membuat fokus kamu akan terpecah dari satu tes ke tes yang lain. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak tipsnya berikut ini:

1. Ketahui jadwal dan rincian seleksi

Langkah pertama tentunya adalah mengetahui jadwal dan rincian seleksi. Tujuannya adalah supaya kamu bisa menentukan seleksi apa yang akan kamu incar terlebih dahulu dan kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti tes tersebut. Selain itu, pastikan kamu juga tahu jadwal ujian akhir sekolah, supaya bisa lebih menyesuaikan diri. 

Untuk SNBT dan SNBP, kamu bisa melihat informasi ini di website resmi Kemendikbud, sementara untuk ujian mandiri bisa kamu cek di website resmi kampus.

2. Tentukan kampus pilihan

Tips ini bisa kamu lakukan sebelum memilih jadwal seleksi di atas. Namun, jika kamu masih menentukan jurusannya saja, kamu bisa menentukan kampus pilihan ini sesuai dengan rincian seleksi yang telah kamu dapatkan sebelumnya. 

3. Buat plan A dan plan B

Setelah menentukan kampus pilihan, kamu kini bisa menentukan rencana A, rencana B dan rencana C. Misalnya, rencana A adalah lolos farmasi UGM melalui jalur SNBP, sementara rencana B (jika tidak lolos SNBP),  kamu bisa menuliskan ikut UTBK SNBT UGM Farmasi dan UGM Ilmu Gizi. Rencana C bisa kamu tulis “ikut UTUL UGM pada tanggal sekian dan sekian.”

4. Mempelajari materi dan soal yang sesuai dengan rentang tanggal

Supaya tidak tercampur aduk dan kamu bisa fokus, kamu bisa mempelajari materi dan soal tes yang paling dekat terlebih dahulu. Karena SNBP tidak ada tes, maka sambil menunggu pengumuman SNBP, kamu sudah bisa siap-siap belajar UTBK. Sama halnya ujian masuk, sambil menunggu pengumuman hasil UTBK, kamu sudah bisa belajar materi ujian mandiri. 

Memang, masuk kampus impian butuh perjuangan. Tapi, tak semua perjuangan itu menyakitkan kok. Buat perjuangan masuk kampus ala kamu lebih asyik menggunakan Skuling.id. Dilengkapi dengan soal-soal yang komprehensif, Skuling membuat belajar kamu seasyik main game. Yuk! Coba sekarang!