Banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan juga untuk masuk perguruan tinggi favorit kamu. Masuk perguruan tinggi tentunya merupakan impian banyak siswa-siswi SMA dan sederajat di seluruh Indonesia.
Berbeda dengan masuk SMA dan SMP yang biasanya hanya menggunakan rapor jenjang sebelumnya, seleksi masuk universitas bisa bervariasi. Oleh karena itu, kamu tidak perlu khawatir, sebab jika kamu tidak berhasil masuk menggunakan satu jalur masuk, kamu masih bisa mencoba jalur lainnya.
Apa saja jalur masuk perguruan tinggi tersebut? Yuk simak selengkapnya:
1. Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNPB)
Sesuai dengan namanya, SNPB adalah seleksi masuk perguruan tinggi yang menggunakan prestasi siswa selama disekolah sebagai dasar pemilihan. Prestasi di sini tidak hanya prestasi akademik, tetapi juga non akademik.
Dalam hal ini, calon mahasiswa tidak perlu melakukan tes. Cukup mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), membuat akun Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) dan mengunggah dokumen, seperti rapor dan sertifikat.
Berbeda dengan SNMPTN, pada SNPB ini semua mata pelajaran diperhitungkan dengan bobot minimal 50% dari seluruh penilaian. Adapun sisanya merupakan variabel prestasi non-akademik atau prestasi akademik lainnya dengan bobot maksimal 50%. Persentase bobot ini tentu berbeda-beda antara satu universitas dengan universitas lain.
Apabila ingin lolos SNBP maka harus menerapkan strategi yang tepat. Misalnya dengan berkonsultasi ke guru BK, memperbanyak prestasi, maupun meningkatkan nilai rapor.
2. Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT)
Jenis ujian masuk perguruan tinggi lainnya, yaitu UTBK SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes). Selain perubahan pada SNMPTN, tahun 2023 ini pemerintah juga melakukan perubahan pada mekanisme tes SBMPTN. Sejak tahun 2023 ini, tes hanya akan terbagi menjadi 2 subtes utama yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi dan Penalaran. Kamu, tidak perlu lagi mempelajari Tes Kompetensi Akademik (TKA).
Sejak tahun 2018 hingga saat ini, tes UTBK-SBMPTN menggunakan sistem penilaian item response theory yang mana pada metode penilaian ini, bobot penilaian masing-masing soal ditentukan oleh tingkat kesulitan soal tersebut dan tingkat kesulitan soal ditentukan oleh jumlah peserta tes yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
Berbeda dengan SNPB yang bisa diikuti dengan gratis dan di sekolah saja, untuk mengikuti SNBT, kamu harus membayar biaya sebesar Rp200.000 dan pergi ke lokasi tes yang telah ditentukan.
3. Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN)
SPAN adalah seleksi masuk perguruan tinggi berbasis prestasi akademik. Berbeda dengan SNBP, SPAN hanya khusus untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), seperti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan lain sebagainya. Setidaknya, seleksi ini diikuti oleh 58 perguruan tinggi keagamaan negeri.
Sama seperti SNPB, proses pendaftaran SPAN-PTKIN ini juga gratis. Kamu tinggal mengisi data yang ada di PDSS, mengunggah dokumen yang dibutuhkan dan menunggu pengumuman dari pihak kampus.
4. Seleksi Mandiri
Kalau jalur seleksi di atas diselenggarakan dalam skala nasional oleh pemerintah, maka seleksi mandiri ini diselenggarakan oleh pihak kampus secara mandiri. Oleh sebab itu, kebijakan mengenai tes yang satu ini juga berbeda antar kampus, mulai dari tanggal, biaya hingga rincian materi.
Beberapa kampus, seperti UGM masih menerapkan Tes Kompetensi Akademik (TKA) dan juga menerapkan Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU). Maka dari itu, kamu tetap harus mempelajari materi dan soal-soal terkait akademik, supaya kalau tidak lolos SNBT atau SNBP, kamu tidak perlu dadakan mempelajari materi.
Namun demikian, kuota mahasiswa baru yang diterima oleh Perguruan Tinggi Negeri dari jalur ini umumnya juga lebih besar. UGM misalnya, memberikan jatah 40% untuk calon mahasiswa yang masuk melalui seleksi mandiri, 30% dari SNBT dan 30% dari SNBP.
Ngomong-ngomong, seleksi mandiri ini tidak hanya dilakukan oleh PTN saja. Seleksi ini juga merupakan cara utama dari Perguruan Tinggi Swasta untuk mendapatkan mahasiswa. Hanya saja, kalau di PTN biasanya hanya ada 1 gelombang pendaftaran, tetapi di PTS terdapat beberapa gelombang pendaftaran sekaligus.
5. Ujian Masuk Sekolah Kedinasan
Ujian masuk universitas lainnya yang bisa Anda coba adalah ujian masuk sekolah kedinasan. Berbeda dengan perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya yang di bawah Kemendikbud, sekolah kedinasan ini langsung berada di bawah kementerian terkait. Selain itu, selama proses belajar di sini, kamu juga tidak perlu mengeluarkan biaya pembelajaran sepeserpun dan kalau sudah lulus secara otomatis akan menjadi Aparatur Sipil Negara. Menarik bukan?
Hanya saja, untuk masuk ke sekolah tinggi kedinasan ini, tes yang harus kamu lewati juga berbeda dengan tes masuk universitas lainnya. Selain Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) seperti biasanya, tidak jarang kamu juga harus melewati proses wawancara, medical check up dan tes fisik untuk lulus ujian ini. Ketentuan pelaksanaan ujian ini berbeda-beda antara satu sekolah tinggi kedinasan dan sekolah tinggi kedinasan lainnya.
6. Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK)
Jalur masuk perguruan tinggi lain yang perlu kamu pertimbangkan adalah jalur masuk Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Hampir mirip dengan SNBT, namun untuk mengikuti tes ini, kamu harus mendaftar secara mandiri ke kampus, membayar biaya pendaftaran tertentu dan memasukkan dokumen-dokumen prestasi sesuai dengan ketentuan kampus.
PMDK dapat dibuka oleh perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Beberapa PTN yang membuka pendaftaran melalui jalur ini, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), sementara untuk kampus swasta ada Universitas Ahmad Yani (UNJAYA) di Yogyakarta dan Universitas Gunadarma.
7. SBMPTMu
Untuk menjaring mahasiswa baru, perguruan tinggi swasta juga membuka jalur lain yang tidak kalah inovatif. Salah satunya adalah SBMPTMu atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah.
Seperti yang kamu tahu kalau Muhammadiyah memiliki puluhan universitas yang tersebar di seluruh Indonesia, baik dengan nama Universitas Muhammadiyah maupun Universitas ‘Aisyiyah. Nah, seleksi ini digunakan khusus untuk masuk ke perguruan-perguruan tinggi dibawah naungan Muhammadiyah tersebut.
Sama seperti SBMPTN, di SBMPTMu kamu juga bisa bebas memilih kampus (asalkan masih di bawah naungan Muhammadiyah) dan jurusan. Materi yang diujikan kurang lebih sama dengan SBMPTN. Adapun untuk biaya, kamu perlu mengeluarkan biaya pendaftaran sebesar Rp750.000 jika mendaftar jurusan kedokteran umum dan gigi dan Rp300.000 untuk jurusan lainnya.
Apapun tes yang kamu pilih, tentunya kamu harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, dong. Gunakan Skuling.id untuk mempersiapkan seleksi masuk di kampus favorite kamu dan buat belajar kamu jadi lebih menyenangkan. Dengan Skuling, belajar jadi seasyik main game!
0 Komentar