Cara Menulis Essay Beasiswa dan Contohnya

oleh | Jan 10, 2024 | Persiapan Kuliah | 0 Komentar

Kamu ingin mendapatkan beasiswa untuk kuliah? Maka kamu harus tahu cara membuat essay beasiswa berikut ini! Pasalnya, nyaris semua beasiswa mewajibkan adanya essay saat masa pendaftaran. 

Essay ini seringkali juga disebut sebagai “lembar promosi” diri, sebab kamu harus mampu mempromosikan diri dalam 500-2.000 kata (tergantung dengan ketentuan lembaga). Meskipun tampaknya mudah, namun tidak jarang calon penerima beasiswa mengalami kesulitan saat menulis essay ini. Entah itu karena masalah teknis, seperti kendala Bahasa, hingga masalah isi konten. Bahkan, tidak jarang calon penerima beasiswa akan mengenal dirinya lebih baik setelah menulis essay ini. 

Berikut ini cara membuat essay beasiswa dan contohnya:

Cara Menulis Essay Beasiswa

Bagi kamu yang berencana mengambil beasiswa dalam negeri maupun luar negeri, pasti akan diminta menulis essay. Jika bingung bagaimana membuatnya, simak cara menulis essay beasiswa yang baik dan benar berikut.

1. Tentukan target dan tujuan

Sebelum menulis essay untuk beasiswa, sebaiknya kamu mengetahui target dan tujuan yang ingin kamu capai setelah mendapatkan beasiswa tersebut. Hal ini akan mempermudah proses penulisan essay kamu kedepannya. 

Misalnya, tujuan kamu mencari beasiswa untuk studi di bidang pemasaran adalah untuk membantu UMKM menjajaki pasar internasional (go export). Dari sini kamu bisa menuliskan mengapa UMKM perlu ekspor, tantangannya apa saja, program apa saja yang akan kamu lakukan setelah lulus dan yang tidak kalah penting, mengapa kamu berminat untuk membantu UMKM go export dan mengapa universitas terkait adalah pilihan yang pas. 

2. Buat kerangka tulisan

Penulisan essay untuk beasiswa seringkali tidak bisa selesai hanya dalam satu kali duduk. Perlu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk menulis dokumen ini, sebab revisi demi revisi pasti akan sering dilakukan. Adanya kerangka tulisan atau outline akan membuat kamu lebih mudah untuk mengetahui “sampai mana essay ini telah dibuat dan bagian mana yang harus diperbaiki”. 

Kamu bisa mulai dengan memperkenalkan diri dan latar belakang kamu dengan semenarik mungkin. Setelah itu, kamu juga bisa bercerita mengapa kamu tertarik dengan prodi atau kampus yang kamu pilih dan bagaimana mata kuliah yang ada di prodi tersebut bisa membantu kamu merealisasikan cita-cita. Terakhir, kamu bisa menceritakan rencana kontribusi kamu kedepannya. 

Beberapa beasiswa, seperti LPDP dan Australia Awards juga secara spesifik meminta kamu menuliskan pengalaman kamu menyelesaikan berbagai masalah di Indonesia. Jika diminta untuk menuliskan hal ini, kamu bisa menggunakan struktur STAR (situation, task, action, result). Supaya lebih meyakinkan, jangan lupa masukkan data-data (angka) dan hasil penelitian yang kredibel untuk mendukung opini kamu. 

3. Riset isi essay

Supaya essay yang kamu tulis bisa meyakinkan pembaca kalau kamu adalah kandidat yang tepat, maka ada banyak komponen essay yang perlu kamu riset terlebih dahulu. Komponen-komponen tersebut, seperti:

  1. Rincian kuliah di kampus tujuan. Mulai dari mata kuliah, struktur perkuliahan, hingga nama dan penelitian dosen-dosen yang bekerja di kampus tersebut. Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa kamu memilih universitas tersebut bukan karena asal-asalan saja, melainkan setelah melalui riset mendalam. 
  2. Profil dan tujuan lembaga pemberi beasiswa. Essay beasiswa juga harus disesuaikan dengan profil, visi misi dan tujuan dari lembaga pemberi beasiswa tersebut. Selain itu, pastikan essay kamu sesuai dengan format penulisan esai beasiswa yang telah ditentukan oleh masing-masing lembaga. Sebab, setiap lembaga beasiswa tentunya memiliki tujuan dan format essay yang berbeda dengan lembaga lainnya. 
  3. Data-data hasil kontribusi kamu selama ini. Misalnya, kamu berhasil membuat aplikasi yang sudah diunduh oleh lebih dari 100.000 orang atau membantu 35 anak untuk belajar secara online. Essay untuk beasiswa biasanya akan digunakan sebagai bahan pertanyaan saat tes wawancara nanti. Jadi, pastikan kamu mengisi data-data ini dengan jujur. 
  4. Data-data pendukung. Untuk membantu UMKM ekspor misalnya, kamu bisa menampilkan data jumlah UMKM di Indonesia, kontribusinya terhadap perekonomian negeri ini, hingga perkiraan data dari konsultan mengenai prospek UMKM. Data-data pendukung ini bertujuan untuk meyakinkan lembaga penyelenggara beasiswa maupun kampus kalau masalah yang ingin kamu selesaikan benar-benar penting. 

Kalau kamu masih sekolah tapi sudah merencanakan mengambil beasiswa, tidak ada salahnya. Belajarlah membagi waktu antara tugas sekolah dengan persiapan masuk PTN. Dengan begitu, kamu jadi punya waktu efektif untuk melakukan riset sebelum membuat essay.

4. Mulai membuat essay

Setelah target dan tujuan studi jelas, kerangka tulisan sudah ada dan data-data yang diperlukan juga sudah siap, maka langkah selanjutnya adalah kamu bisa mulai membuat essay. Selain aspek tata bahasa, dalam proses pembuatan essay ini ada beberapa hal lain yang perlu kamu perhatikan, yaitu:

  1. Buatlah kalimat pendahuluan dan penutupan essay yang menarik. Kalimat pendahuluan yang menarik akan membuat pembaca tertarik untuk membaca seluruh essay kamu. Misalnya, kamu bisa membuat essay yang dibuka dengan “Lahir dari pasangan petani, saya adalah orang pertama di kampung yang berhasil menempuh pendidikan hingga S1”. 
  2. Nilai-nilai pokok yang kamu miliki dan tawarkan. Nilai-nilai pokok ini adalah hal-hal yang kamu percayai atau kamu anut selama ini, misalnya, nilai-nilai integritas, kejujuran, kepercayaan pada impian, pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang dan lain sebagainya. Pastikan seluruh narasi essay kamu menunjukkan kalau kamu memiliki nilai-nilai pokok ini.
  3. Penyusunan kalimat. Agar bisa lebih efektif, sebaiknya setiap paragraf dalam essay kamu didahului dengan ide paragraf baru diikuti dengan kalimat pendukung. Hal ini akan memudahkan reviewer untuk membaca essay kamu dengan metode skimming dan scanning. Hal ini penting, sebab tentunya reviewer harus membaca puluhan hingga ratusan essay dalam satu waktu. 
  4. Buat narasi yang mengalir dengan baik. Sama seperti film, tulisan yang memiliki narasi yang mengalir dengan baik juga akan membuat pembaca/penonton lebih nyaman membacanya. Usahakan juga dalam essay tersebut kamu menggunakan kalimat aktif, seperti “Saya memberi 20 handphone kepada masyarakat” dan bukan “Saya diberi kesempatan untuk memberikan handphone kepada masyarakat”. 

5. Baca ulang essay tersebut

Cara membuat essay beasiswa yang terakhir adalah baca ulang essay yang telah jadi, lalu edit isi yang perlu diperbaiki. Selain bisa membacanya sendiri, kamu bisa juga meminta orang lain untuk membacanya (menjadi proofreader). 

Sebab, seringkali orang lain dapat memberikan pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai essay tersebut. Selain teman yang bisa dipercaya, kamu juga bisa menggunakan jasa proofreader profesional dengan tarif bervariasi. 

Contoh Essay Beasiswa Singkat

Berikut ini Contoh esai diri sendiri untuk beasiswa yang bisa kamu jadikan referensi:

Saya Nuri, salah satu dari 9 perempuan di Desa Konohagakure yang berhasil lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya bersyukur telah lahir di desa di kaki Gunung Myobokuzan ini. Hawanya yang sejuk, serta areal persawahan yang luas membuat Desa Konohagakure adalah tempat yang pas untuk melepas penat setelah beberapa bulan bekerja atau belajar di kota. 

Namun tidak dapat dipungkiri kalau akses pendidikan untuk kaum perempuan di desa ini cukup terbatas. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Konohagakure, pada tahun 2021, hanya sekitar 10% dari jumlah anak perempuan berusia 18 tahun di desa ini yang menempuh sekolah hingga SMA dan hanya 9 orang diantaranya yang berhasil lulus, termasuk saya. 

Ada banyak hal yang menyebabkan masalah ini. Menurut riset dari Umino dan Shizune (2020), terdapat setidaknya 4 penyebab banyak siswa dan siswi di desa sekitar Gunung Myobokuzan untuk tidak melanjutkan sekolah. Alasan tersebut antara lain adalah, masalah ekonomi, keterbatasan akses pendidikan, masalah adat, kurangnya kepercayaan orang tua terhadap pentingnya pendidikan. Khusus untuk anak perempuan, penelitian ini menyebutkan adanya kecenderungan untuk menikah pada usia 15 tahun untuk anak-anak perempuan di desa sekitar Gunung Myobokuzan. Hal ini menyebabkan mayoritas anak perempuan akan putus sekolah setelah jenjang SMP saja. 

Keluarga saya adalah salah satu diantara sedikit keluarga yang memiliki pemahaman berbeda. Sejak kecil, orang tua saya terus mendorong saya dan keempat saudara laki-laki saya untuk sekolah yang tinggi. Pernah suatu kali ayah berkata bahwa “pendidikan yang tinggi dibutuhkan jika kamu ingin memberi manfaat kepada orang lain yang lebih luas”. 

Awalnya, saya meragukan ucapan ayah tersebut dan menganggapnya hanya sebagai dorongan supaya saya mau belajar saja. Namun suatu hari, desa kami kedatangan tamu yaitu Prof. Imada Yonosuke dan siswa-siswa beliau dari Universitas Waseda. Beliau dengan dibantu oleh para muridnya, berhasil membangun dam di lereng Gunung Myoboku. Tanpa dinyana, dam tersebut berhasil menghindarkan desa kami dari kebanjiran di tahun selanjutnya. 

Sejak itu, saya percaya dengan nilai yang diajarkan oleh ayah saya di atas dan bertekad untuk belajar di Jurusan Teknik Sipil, Universitas Waseda. Selain merupakan universitas terbaik ke-3 di Negara Api, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Waseda adalah jurusan yang aman untuk wanita, sebab 32% dari seluruh mahasiswanya adalah perempuan. Tidak hanya itu, saya juga tertarik untuk belajar teknik sipil dan manajemen proyek dari Prof. Imada Yonosuke dan Prof. Catherine Wahlberg yang mengajar di universitas tersebut.

Setelah lulus dari Universitas Waseda, harapan saya adalah saya bisa mendapatkan pengalaman dari mengikuti program-program dosen maupun magang di BUMN. Dalam jangka menengah, saya berencana untuk mendesain dan membangun jembatan dan jalan dari Desa Konohagakure dan desa-desa sekitarnya menggunakan skill dan koneksi yang saya miliki selama masa studi dan magang saya. Harapan jangka panjang saya adalah, dengan adanya jalan dan jembatan yang lebih baik tersebut, akan semakin banyak siswa siswi dari Desa Konohagakure dan desa-desa sekitarnya untuk menempuh pendidikan ke kota. Dengan demikian, saya bisa memberi manfaat kepada orang lain yang lebih luas dengan pendidikan tinggi. 

Nah, itu tadi cara membuat essay untuk beasiswa dan contohnya. Selain essay, umumnya juga ada tes bakat skolastik  (TBS) dalam seleksi beasiswa. Supaya kamu bisa sukses di tahap ini juga, kamu bisa belajar tes TBS di Skuling. Selain soal-soal yang selalu up to date, Skuling juga dilengkapi dengan leaderboard yang bisa kamu jadikan bahan evaluasi. Yuk gunakan Skuling sekarang! Gratis lohh! Daftar di sini ya!