Cara Menulis Karya Ilmiah yang Baik & Contohnya

oleh | Jan 4, 2025 | Dunia Perkuliahan | 0 Komentar

Salah satu skill yang harus kamu kuasai saat masuk kuliah adalah skill membuat karya tulis ilmiah. Tidak hanya skripsi, skill ini juga dibutuhkan untuk menulis makalah atau essay sebagai tugas kuliah kamu. 

Membuat karya tulis ilmiah berbeda dengan membuat tulisan biasa seperti tulisan di artikel ini atau menulis essay beasiswa. Ada struktur dan kaidah tertentu yang harus kamu ikuti untuk menulis karya ilmiah yang baik. Berikut ini cara menulis karya ilmiah yang baik, tips beserta contohnya:

Cara Menulis Karya Ilmiah yang Baik

Berbeda dengan menulis essay beasiswa dan tulisan lainnya, ini beberapa cara dan langkah menulis karya ilmiah yang baik:

1. Tahap persiapan

Langkah yang pertama adalah mempersiapkan teknis dan bahan yang dibutuhkan untuk menulis karya ilmiah tersebut. Beberapa teknis dan bahan yang kamu butuhkan untuk hal ini adalah:

  1. Kerangka tulisan. Kamu bisa membaca kerangka tulisan karya tulis ilmiah pada sub bab selanjutnya. 
  2. Teknis yang diminta oleh dosen. Misalnya, jumlah kata yang diminta, gaya penulisan daftar pustaka yang diinginkan dosen, jenis font dan lain sebagainya. 
  3. Topik, judul dan metode. Penentuan topik, judul dan metode penelitian bisa ditentukan oleh dosen, atau mahasiswa itu sendiri berdasarkan hasil pengamatan atau membaca literatur-literatur sebelumnya.
  4. Hipotesis. Seringkali, dosen meminta mahasiswa untuk menulis essay atau skripsi yang menunjukkan pendapat atau keberpihakan mahasiswa terhadap isu yang sudah ditentukan. Nah, sebelum kamu berangkat ke tahap selanjutnya, tentukan terlebih dahulu pendapat pribadi kamu mengenai hal tersebut supaya kamu lebih mudah menentukan sumber bacaan. 
  5. Kumpulkan sumber bacaan. Untuk menulis karya ilmiah yang baik, kamu harus rajin membaca. Selain buku teks yang sudah disediakan oleh pihak kampus, kamu bisa membaca buku lain di perpustakaan dan jurnal nasional maupun internasional. Untuk mata kuliah tertentu, kamu juga bisa menggunakan sumber dari internet kecuali Wikipedia. 
  6. Software penulisan karya ilmiah. Ada beberapa software yang bisa kamu gunakan untuk membuat karya tulis ilmiah yang baik, seperti Mendeley, Zotero, Grammarly dan lain sebagainya.

2.  Tahap penelitian

Tahap penelitian dalam penulisan karya ilmiah bisa berbeda-beda tergantung dengan topik yang diinginkan. Beberapa jenis essay atau skripsi membutuhkan penelitian langsung ke lapangan atau ke laboratorium (data primer), tapi ada juga yang “hanya” membutuhkan data sekunder dari internet. 

Biasanya, tahap penelitian ini dibagi lagi menjadi dua tahap, yaitu pengumpulan data dan tahap olah data. Kedua tahap ini membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, jadi pastikan kamu membuat jadwal penelitian yang sesuai ya. 

3. Tahap penulisan draf

Tahap penulisan draf bisa dimulai ketika kamu mengumpulkan data dan membaca sumber bacaan. Catat hasil penelitian terdahulu dan catat hasil penelitian kamu sejauh ini dalam bullet point supaya tidak lupa. 

Kemudian, pilah dan susun data-data tersebut ke dalam kalimat dan paragraf yang kohesif di dokumen yang berbeda. Dokumen yang berbeda inilah yang akan kamu gunakan sebagai draf final dari essay tersebut. 

4. Tahap penyuntingan

Tahap penyuntingan suatu karya tulis ilmiah bisa dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap proofreading atau pengecekan kembali dan tahap revisi. Pada tahap proofreading, kamu bisa cek kembali data-data dan gaya penulisan yang kamu gunakan. 

Tahap yang selanjutnya adalah tahap revisi. Sesuai dengan namanya, jika tahap ini adalah tahap dimana kamu memperbaiki kesalahan penulisan dalam karya tersebut. Hal ini termasuk memperbaiki typo, EYD dan gaya referensi yang kamu gunakan. Pastikan tidak ada typo dalam essay kamu dan gaya penulisan daftar pustaka di dalam karya tersebut sesuai dengan gaya yang diinginkan dosen. 

Struktur Penulisan Karya Ilmiah

Berikut ini kerangka penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan contohnya:

1. Judul

Judul karya tulis ilmiah harus singkat, padat dan menarik. Pasalnya, judul adalah hal yang pertama yang akan dibaca oleh pembaca, entah itu dosen maupun pembaca umum. Dilansir dari Riza Susanti (2021), judul sebuah karya tulis ilmiah sebaiknya tidak lebih dari 12 kata. Meskipun demikian, judul juga bisa diikuti dengan sub judul dengan font yang lebih kecil dan jumlah kata yang lebih banyak.  

2. Abstrak

Sederhananya, abstrak adalah rangkuman dari isi karya tulis ilmiah yang kamu tulis. Oleh karena itu, dalam abstrak harus ada penjelasan secara singkat mengenai topik essay tersebut, latar belakang dan tujuan pembuatan essay, metode yang digunakan dan tentunya hasil dan pembahasan essay. Abstrak biasanya tidak lebih dari 10% dari total keseluruhan kata essay. Jadi, jika dosen meminta kamu membuat makalah sepanjang 3.000 kata, maka abstraknya berisi sekitar 300 kata.

3. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bagian dari karya tulis ilmiah yang menjelaskan “mengapa penelitian kamu penting” atau “mengapa topik ini penting untuk dibahas”. Penelitian dalam karya tulis ilmiah umumnya disusun dengan menggunakan skema piramida terbalik; yaitu membahas masalah umum terlebih dahulu baru kemudian mengerucut kepada masalah khusus dan topik yang ingin kamu bahas. Berikut ini contohnya:

Blundell, Dearden, and Sianesi (2001) stated that there were three different sides in defining the return of education, namely: private return, social return and labor productivity return. In the other writing of Blundell, Dearden, Goodman, and Reed (2000), there were three categories of benefits or return of higher education, namely: private financial return, private non-financial return, and social return. The author focus only on the private return expressed in the form of individual’s earning or focus on private financial return. Private return is return of education as a person’s decision making to invest in human capital and explain the level of return on the investment” (Hendajany et al 2016)

Tidak jarang peneliti juga membahas mengenai struktur karya tulis ilmiah tersebut di bagian ini untuk memudahkan pembaca dalam menavigasi karya tulis ilmiah tersebut. Hal ini khususnya untuk karya tulis yang cukup panjang, seperti skripsi atau paper. 

5. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah bagian penting dari sebuah karya ilmiah, sebab tentunya penemuan kamu atau kajian kamu tidak sepenuhnya dari diri kamu sendiri melainkan dari teori dan pendapat-pendapat akademisi lainnya yang sudah kamu baca atau dengarkan. Dalam penulisan karya ilmiah, tinjauan pustaka bisa dari beberapa sumber berikut:

  1. Buku teks, untuk teori-teori dasar, seperti rumus. 
  2. Jurnal nasional maupun internasional. Pastikan kamu merujuk jurnal nasional maupun internasional dari dalam 5 tahun terakhir, karena ilmu pengetahuan dan riset akan terus diperbaharui, sehingga bisa jadi teori atau pendapat lama dimentahkan oleh pendapat yang baru baik itu dari penulis yang sama maupun peneliti yang berbeda. 
  3. Artikel ilmiah dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti Harvard Business Review (HBR). 
  4. Multimedia lainnya. YouTube, Podcast, Website maupun sumber internet lainnya bisa dijadikan rujukan data dalam tinjauan pustaka. Tapi tentunya, pastikan kamu merujuk dari sumber yang kredibel. Misalnya, akun YouTube resmi Universitas atau website resmi perusahaan. 

6. Metode Penelitian

Di bagian ini, kamu harus menyampaikan metode apa saja yang kamu gunakan untuk mengumpulkan dan mengolah data penelitian. Misalnya, kamu menggunakan data primer, maka jelaskan apakah kamu mencari data dengan menggunakan wawancara, observasi atau menggunakan data primer lainnya. 

Beberapa perguruan tinggi menyediakan mata kuliah khusus yang membahas mengenai Metodologi Penelitian ini. Biasanya, mata kuliah ini bersifat wajib dan diberikan pada semester-semester akhir menjelang penulisan skripsi.

7. Analisis dan Pembahasan

Bagian ke-7 dalam struktur karya tulis ilmiah adalah analisis dan pembahasan. Di bagian ini, sampaikan dengan jujur hasil analisis yang kamu peroleh setelah mengolah data menggunakan metode yang kamu sampaikan di atas. 

Seringkali, metode dan hasil penelitian lebih susah “dimengerti dan dibaca” oleh masyarakat awam karena peneliti sering menggunakan banyak istilah teknis di bagian ini. Solusinya, di bagian ini kamu juga bisa menggunakan grafik, diagram dan tabel yang sesuai dengan data yang ingin kamu sampaikan. Kamu juga bisa meminta kawan kamu untuk membaca bagian ini dan memastikan ia dapat memahaminya.

8. Penutup

Ada beberapa topik yang biasanya dibahas di bagian penutup sebuah karya tulis ilmiah. Topik-topik tersebut adalah kesimpulan, kekurangan dari penelitian tersebut, saran untuk peneliti setelahnya maupun untuk pemerintah dan tentunya daftar pustaka. 

Tips Menulis Karya Ilmiah

1. Susun jadwal menggunakan SMART GOAL

Untuk menulis karya ilmiah yang baik, khususnya karya tulis yang panjang, tentunya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya kamu membuat jadwal pengerjaan tugas kampus ini menggunakan SMART (specific, measurable, attainable, realistic and time-bound) GOAL. 

Kamu bisa menjadikan kerangka tulisan yang sudah ada di atas sebagai salah satu target yang harus dicapai. Misalnya “Membaca 3 jurnal tentang Dinosaurus dalam 3 hari dari tanggal sekian sampai sekian dan menuliskan pendapat jurnal tersebut di buku”. Dengan demikian, kamu bisa menyelesaikan tugas tersebut tepat waktu dan kualitasnya bisa terjamin. 

2. Baca panduan menulis karya ilmiah yang diterbitkan kampus

Seringkali kampus memiliki format tertentu dalam penulisan karya ilmiah mulai dari gaya sitasi dan daftar pustaka sampai margin dan font yang digunakan. Misalnya, University of Adelaide secara khusus menggunakan Harvard Referencing Style untuk penyusunan daftar pustaka dan sitasi yang harus diikuti oleh semua mahasiswa. Bisa jadi, kampus kamu nantinya menggunakan gaya dan format lain. Jadi, pastikan kamu membaca panduan menulis karya ilmiah yang diterbitkan pihak kampus ya.

3. Gunakan software yang dibutuhkan untuk penelitian

Ada banyak software atau perangkat lunak gratis maupun berbayar yang bisa kamu pakai untuk menunjang penelitian kamu. Diantaranya adalah:

  1. Google workspace, untuk menulis dan menyimpan data penelitian. Jadi, ketika laptop kamu hilang atau rusak, kamu masih bisa mengakses data tersebut secara online. 
  2. Google Scholar.  Google scholar adalah software yang pas buat kamu yang mencari sumber penelitian di internet secara gratis (karena tidak semua jurnal gratis). 
  3. Aplikasi olah data statistik. Aplikasi olah data statistik, seperti MATLAB, Eviews, STATA, R, SPSS umumnya dibutuhkan untuk mengolah data sekunder, khususnya untuk penelitian Sosio Humaniora, seperti Ekonomi atau Psikologi. Kamu tidak perlu khawatir, beberapa kampus menyediakan pelatihan khusus untuk menggunakan aplikasi-aplikasi ini. 
  4. Aplikasi pengolah daftar pustaka. Agar lebih praktis dalam membuat sitasi dan daftar pustaka, kamu bisa menggunakan aplikasi reference manager, seperti Mendeley, Zotero atau Jabref. Cara menggunakan aplikasi ini mudah. Cukup masukkan komponen daftar pustaka, seperti nama pengarang, penerbit dan jenis sumber (buku atau jurnal dan lain sebagainya), ke aplikasi ini. Sistem akan secara otomatis menampilkan sitasi dan penulisan daftar pustaka sesuai yang kamu inginkan. 
  5. Grammarly. Kalau kamu menyusun essay atau skripsi dalam Bahasa Inggris, kamu membutuhkan aplikasi ini untuk mendeteksi kesalahan penulisan dalam karya tersebut, baik itu grammar maupun kesalahan penggunaan kata (baku dan tidak baku). Tapi kamu perlu berhati-hati saat menerima saran penulisan dari aplikasi ini, sebab bisa jadi saran yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pembahasan yang kamu inginkan. 
  6. Turnitin. Plagiarisme adalah salah satu hal yang harus dihindari oleh akademisi. Selain menuliskan ulang kata-kata dari sumber penelitian (parafrase), kamu juga bisa mengecek karya tulis kamu di aplikasi cek plagiarisme Turnitin. Biasanya, kampus menetapkan rentang skor turnitin  maksimal 20%-25% untuk penulisan karya tulis ilmiah yang baik.

Adapun penggunaan artificial intelligence, baik itu ChatGPT maupun software lainnya, sebaiknya dibatasi hanya pada pencarian topik atau cek tata bahasa saja. Hal ini karena baik dosen maupun sistem teknologi yang digunakan di Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia sudah mampu mendeteksi penggunaan AI dalam sebuah karya tulis. 

4. Baca daftar pustaka penelitian sebelumnya

Kalau kamu bingung bagaimana cara mencari sumber bacaan yang sesuai untuk makalah kamu, maka kamu bisa menggunakan cara ini. Baca daftar pustaka di penelitian sebelumnya atau buku teks, lalu cari buku atau jurnal tersebut di perpustakaan atau internet. 

Misalnya, di buku teks tertulis sumber Collins (2013) yang membahas topik yang kamu inginkan. Maka, cari nama Collins di daftar pustaka, kemudian salin judulnya dan cari artikel atau buku lengkapnya di Google Scholar atau di perpustakaan. 

5. Baca dan Latihan

Kalau kamu amati, gaya penulisan karya ilmiah (academic writing) itu berbeda dengan gaya penulisan karya tulis lainnya, entah itu berita, skrip film, atau bahkan penulisan buku teks yang digunakan untuk mengajari siswa. Tidak hanya dari segi struktur dan format, gaya bahasa yang digunakan juga berbeda. 

Misalnya, dalam buku teks, kamu masih sering menemukan bullet point, tapi di jurnal atau artikel ilmiah tidak meskipun keduanya sama-sama digunakan untuk keperluan akademis. Oleh karena itu, skill penulisan karya tulis ilmiah harus dilatih, khususnya jika kamu bercita-cita menjadi pengajar atau peneliti. 

Cara melatihnya tentunya dengan lebih banyak membaca karya tulis ilmiah berbahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris dan terus latihan untuk menggunakannya. Untungnya, di Indonesia sudah banyak lomba penulisan karya ilmiah, seperti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Nggak cuma hadiahnya jutaan rupiah, lomba-lomba seperti ini juga bisa meningkatkan kemampuan kamu dalam menulis serta menganalisis dan menyelesaikan masalah. 

Daftar Skuling dan Coba Fitur Menariknya!

Nah, itu tadi cara menulis karya ilmiah yang baik dan panduan lengkapnya. Gimana? Masih kurang puas? Yuk buat akun Skuling kamu sekarang juga, baca blog nya dan coba berbagai fitur menariknya!

Download Skuling untuk Android & iOS

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *