Halo, SkulChamps! Siapa yang di sini nggak suka dengan sejarah? Tenang, jangan buru-buru kabur dulu! Kali ini kita bakal bahas perjalanan seru bangsa Indonesia saat meraih kemerdekaan hingga masa-masa setelahnya.
Ternyata, nggak cuma soal perjuangan aja, lho, tetapi juga bagaimana negeri kita bangkit, berkembang, dan menghadapi tantangan zaman.
Yuk, langsung saja simak rangkuman materi yang pastinya bikin pelajaran sejarah terasa lebih dekat dan relevan buat kita semua. Siap? Let’s go!
Proklamasi Kemerdekaan
Untuk perjalanan bangsa Indonesia yang satu ini pasti kamu tidak lupa, kan, SkulChamps? Yes! Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah puncak perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Peristiwa ini berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.
Kamu masih ingat, kan siapa yang menulis naskah proklamasi ini?
Benar sekali, naskah proklamasi ini ditulis dini hari sebelum dilakukannya pembacaan naskah proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda, dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Sayuti Melik yang mengetik teks tersebut berdasarkan konsep tulisan tangan Ir. Soekarno.
Momentum ini terjadi di tengah kekosongan kekuasaan setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Para pemuda yang dipimpin antara lain oleh Chaerul Saleh, mendesak agar kemerdekaan segera diproklamasikan tanpa campur tangan Jepang. Ketegangan sempat terjadi antara golongan muda dan golongan tua hingga Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 untuk memastikan keputusan proklamasi. Pastinya kamu nggak akan pernah lupa dengan momentum ini, kan, SkulChamps?
Akhirnya, proklamasi dibacakan oleh Soekarno, didampingi Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Acara ini diwarnai dengan pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati sebagai simbol kebangkitan negara yang merdeka.
Sumber: Wikipedia, Cerdika, Gramedia
Demokrasi Parlementer
Setelah masa proklamasi dan kemerdekaan. Demokrasi Parlementer akhirnya menyelimuti sistem pemerintahan di Indonesia. Masa Demokrasi Parlementer di Indonesia terjadi pada tahun 1950 hingga 1959 yang dikenal juga sebagai era Demokrasi Liberal yang berlangsung setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat pada tanggal 17 Agustus 1950. Sistem pemerintahan saat itu berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 dengan bentuk demokrasi parlementer yang mengutamakan parlemen sebagai pusat kekuasaan. ‘
SkulChamps, perlu kamu ketahui dan ingat bahwa dalam sistem ini, presiden bertindak sebagai kepala negara, sementara perdana menteri memimpin pemerintahan Indonesia.
Periode ini mencatat dinamika politik yang intens dengan seringnya pergantian kabinet. Beberapa tokoh utama pada masa ini termasuk:
- Mohammad Natsir, perdana menteri pertama dalam sistem parlementer yang dikenal dengan program Kabinet Natsir untuk rekonsiliasi nasional.
- Wilopo, perdana menteri yang menghadapi peristiwa Tanjung Morawa dan mosi tidak percaya yang menyebabkan jatuhnya kabinet Wilopo.
- Ali Sastroamidjojo, perdana menteri yang memimpin Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
- Burhanuddin Harahap, perdana menteri yang berhasil menyelenggarakan Pemilu 1955, penyelenggaraan ini merupakan pemilu yang demokratis dan adil di Indonesia.
Meskipun Pemilu 1955 dianggap sebagai salah satu pencapaian penting, era ini penuh dengan tantangan, termasuk instabilitas politik akibat konflik antar partai, pergantian kabinet yang cepat, serta pemberontakan di berbagai daerah, seperti DI/TII, PRRI/Permesta, dan gerakan separatis lainnya. Hal ini menyebabkan pemerintahan tidak adil dalam menangani berbagai persoalan ekonomi dan sosial.
Pada akhirnya, era yang berakhir dengan Dekrit Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 membubarkan Konstituante dan mengembalikan Indonesia ke UUD 1945 yang kemudian hal ini menandai dimulainya era demokrasi terpimpin.
Sumber: Tirto.id, Wikipedia, Quipper, Serupa.id
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin di Indonesia berlangsung pada tahun 1959-1965 merupakan sistem politik yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno. Sistem ini lahir akibat kegagalan Demokrasi Parlementer dalam menjaga stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan nasional.
Salah satu langkah penting dalam Demokrasi Terpimpin adalah penerbitan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang mengembalikan UUD 1995 sebagai konstitusi negara untuk menggantikan UUDS 1950. Demokrasi Terpimpin bercirikan sentralisasi kekuasaan di tangan presiden.
Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1995 dan menggantinya dengan DPR Gotong Royong (DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh presiden. Fungsi legislatif melemah, kebebasan pers dikekang, dan partai-partai oposisi, seperti Masyumi dan PSI dibubarkan. Soekarno juga memperkenalkan konsep “Nasakom” (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) untuk menyatukan berbagai ideologi politik dalam kabinetnya.
Tokoh-tokoh penting pada masa ini selain Soekarno adalah D.N. Aidit dari Partai Komunis Indonesia (PKI), Jenderal A.H. Nasution dari militer, dan para pemimpin partai politik lainnya. Namun, ketegangan antara kelompok militer dan PKI yang meningkat pada peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) yang tentunya kamu juga nggak akan pernah lupa dengan masa kelam ini. Akhir dari peristiwa ini menandai berakhirnya era Demokrasi Terpimpin.
Sistem ini dianggap otoriter dan tidak berhasil mewujudkan stabilitas jangka panjang, karena konflik internal yang terus meningkat dan kebijakan sentralik yang mengabaikan demokrasi substantif.
Sumber: Buguruku.com, Wikipedia, Tirto.id
Nasib Irian Barat
Pernahkah kamu mendengar Irian Barat?
Perlu kamu ketahui bahwa membebaskan Irian Barat (sekarang Papua) dari Belanda ternyata berlangsung dari tahun 1950 hingga 1962, lho! Persoalan ini bermula dari Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 di mana ketika Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, kecuali atas wilayah Irian Barat yang akan dibahas lebih lanjut dalam waktu satu tahun.
Namun, Belanda terus menunda penyerahan wilayah ini, lho! Bahkan berusaha membentuk negara boneka di sana dengan pemerintahan sendiri!
Presiden Soekarno menanggapi situasi ini dengan mengedepankan strategi diplomasi dan militer. Setelah berbagai upaya diplomasi gagal, Soekarno memutuskan untuk meningkatkan tekanan melalui Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19 Desember 1961.
Trikora menyerukan pembatalan negara boneka Belanda, pengibaran bendera Merah Putih di Irian Barat, dan persiapan mobilisasi umum. Langkah ini diikuti dengan pembentukan Komando Mandala pada Januari 1962 yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto untuk mempersiapkan operasi militernya.
Konflik ini terus memanas hingga akhirnya Amerika Serikat menjadi penengah dan menghasilkan Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Melalui perjanjian ini, Belanda menyerahkan administrasi Irian Barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) dan wilayah ini secara resmi menjadi bagian dari Indonesia pada 1 Mei 1963.
Adapun tokoh-tokoh penting yang perlu kamu ketahui dalam perjuangan ini termasuk Soekarno sebagai inisiator utama, Mayor Jenderal Soeharto dalam operasi militer, dan Adam Malik dengan diplomasi. Perjuangan ini mencerminkan semangat persatuan Indonesia untuk mempertahankan wilayahnya, ya, SkulChamps! Kamu juga bisa membaca artikel lebih lanjut di Sejarah Lengkap Mengenai Irian Barat.
Sumber: Tirto.id
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Salah satu materi sejarah yang sering muncul di soal ujian adalah Konfrontasi Indonesia-Malaysia yang terjadi pada tahun 1963-2966 yang terjadi akibat penolakan Indonesia terhadap pembentukan Federasi Malaysia. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Perlu kamu ingat, federasi yang dibuat ini meliputi Malaya, Singapura, Sarawak, dan Sabah yang sebelumnya merupakan koloni Inggris. Presiden Soekarno yang melihat adanya pembentukan Federasi Malaysia sebagai proyek kolonialisme baru yang mengancam kedaulatan kawasan dan berpotensi meminggirkan kepentingan Indonesia.
Selain itu, latar belakang konflik ini juga terkait dengan pemberontakan Brunei pada tahun 1962 yang didukung oleh Indonesia sebagai bagian dari kebijakan “Ganyang Malaysia”. Indonesia melakukan infiltrasi militer ke Kalimantan, mencoba memanfaatkan perbedaan etnis dan agama di Sabah dan Serawak untuk menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia. Namun, Malaysia mendapat dukungan militer dari Inggris, Australia, dan Selandia Baru sehingga mempersulit upaya Indonesia dalam menggagalkannya.
Konflik ini berakhir setelah Soekarno lengser pada tahun 1966 dan pemerintahan Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto memprioritaskan hubungan diplomatik yang lebih damai. Sehingga, melalui Perjanjian Bangkok pada tahun 1966, Indonesia secara resmi mengakui Malaysia dan mengakhiri konflik selama tiga tahun tersebut.
Adapun tokoh utama dalam peristiwa ini meliputi Presiden Soekarno di pihak Indonesia dan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman di pihak Malaysia. Selain itu, Inggris berperan besar melalui Perdana Menteri Harold Macmillan dan Pasukan Persemakmuran.
Sumber: Wikipedia
Gerakan 30 September (G30S PKI)
SkulChamps, ingatkah kamu dengan peristiwa G30S/PKI yang telah menewaskan 6 jenderal secara tragis di Lubang Buaya?
Yes! Peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) adalah salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965. Peristiwa ini melibatkan penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI-AD serta satu perwira menengah oleh kelompok yang mengklaim ingin menyelamatkan negara dari Ancaman “Dewan Jenderal”. Gerakan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri dari Batalyon I Tjakrabirawa, dengan dukungan tokoh utama PKI, D.N. Aidit.
Para korban, termasuk Letjen Ahmad Yani, Mayjen M.T. Haryono, dan Brigjen D.I. Panjaitan, dibunuh secara brutal di lokasi, seperti rumah mereka masing-masing sebelum jenazahnya dibuang ke sumur di Lubang Buaya.
Setelah peristiwa ini, Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad, segera mengambil kendali situasi, merebut kembali Jakarta, dan memimpin operasi penumpasan terhadap PKI. Tak butuh waktu lama, dalam waktu yang singkat, PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
Peristiwa ini tidak hanya menandai berakhirnya pengaruh Presiden Soekarno, tetapi juga memulai era Orde Baru di bawah Soeharto. Peristiwa ini memicu gelombang pembersihan anti-komunis yang melibatkan kekerasan luas, menewaskan ratusan ribu orang di berbagai daerah. Selain itu, hingga saat ini, ideologi komunis dilarang keras di Indonesia.
Sumber: iNews, Detik, Cerita Lampau
Era Orde Baru
SkulChamps, perlu kamu ketahui bahwa Orde Baru dimulai setelah keluarnya Supersemar yang tidak asing lagi di telinga kita, yakni Surat Perintah Sebelas Maret pada tahun 1966 yang memberi Letjen Soeharto wewenang untuk memulihkan kewenangan untuk memulihkan keamanan pasca-peristiwa G30S/PKI.
Era ini bertujuan mengembalikan stabilitas nasional dengan menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara “murni dan konsekuen”. Soeharto diangkat sebagai presiden pada tahun 1968 yang menggantikan Presiden Soekarno.
Pada masa ini, pemerintahan mulai fokus pada stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. Program-program seperti Pelita (Pembangunan Lima Tahun) dijalankan untuk mendukung swasembada pangan dan pengentasan kemiskinan. Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% pada tahun 1980-an meski dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah.
Namun, Orde Baru juga diwarnai dengan kebijakan otoritarian, seperti pembatasan pers, kontrol ketat terhadap oposisi, dan indoktrinasi melalui program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Selain itu, perlu kamu ketahui pada era Orde Baru ini juga, Dwi Fungsi ABRI memperkuat peran militernya dalam politik, sementara “massa mengambang” membatasi partisipasi rakyat dalam politik lokal.
Namun, sudah lebih 30 tahun Orde Baru menyelimuti Indonesia, krisis ekonomi asia pada tahun 1997 memicu jatuhnya Orde Baru. Krisis ini diperparah oleh korupsi yang meluas, utang negara yang tinggi, dan gejolak sosial. Tuntutan reformasi dari mahasiswa dan masyarakat akhirnya memaksa Soeharto mundur pada Mei 1998, mengakhiri 32 tahun pemerintahannya dan membuka jalan bagi Era Reformasi.
Sumber: Wikipedia, Buguruku, Pijarbelajar
Irian Jaya
Salah satu sejarah yang tidak bisa dilupakan dari rangkaian perjalanan bangsa Indonesia adalah Konflik Irian Jaya (sekarang Papua) yang dimulai setelah Belanda enggan menyerahkan wilayah tersebut pasca Konferensi Meja Bundar (1949). Meskipun Indonesia telah merdeka, Belanda tetap menganggap Irian Barat sebagai bagian dari Kerajaan Belanda dan bahkan mencoba membentuk “Negara Papua” dengan simbol dan identitas tersendiri.
SkulChamps, tahukah kamu bahwa pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno merespons langkah Belanda dengan mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang isinya mencakup pembatalan negara boneka Papua, pengibaran bendera Merah Putih di Irian Barat, dan persiapan mobilisasi umum. Soekarno juga membentuk Komando Mandala pada 1962, dipimpin Mayor Jenderal Soeharto, untuk merancang dan melaksanakan operasi militer pembebasan.
Konflik ini akhirnya mendapat perhatian internasional. Amerika Serikat menekan Belanda untuk menghindari perang besar yang bisa melibatkan Uni Soviet, yang mendukung Indonesia. Pada 15 Agustus 1962, perjanjian New York ditandatangani. Wilayah Irian Barat diserahkan kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) dan kemudian kepada Indonesia pada 1963, dengan syarat mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969.
Sumber: Sejarah lengkap Pembebasan Irian Barat
Tragedi Timor Timur
Tragedi Timor Timur (sekarang Timor-Leste) adalah salah satu konflik yang bikin sejarah Indonesia jadi rumit. Berlangsung dari 1975 sampai 1999, semuanya dimulai ketika Portugal, yang sebelumnya menjajah wilayah ini, cabut mendadak pada 1975.
Kepergian Portugis bikin kekosongan kekuasaan, dan kelompok lokal seperti Fretilin (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente) langsung berseteru, sampai terjadi perang saudara singkat. Indonesia yang waktu itu khawatir soal pengaruh komunisme di tengah Perang Dingin, akhirnya memutuskan untuk menginvasi Timor Timur pada Desember 1975.
Di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, Timor Timur jadi wilayah yang sulit dikuasai. Fretilin yang dipimpin tokoh seperti Nicolau Lobato dan Xanana Gusmão yang terus melakukan perlawanan sengit.
Tragisnya, konflik ini menelan korban jiwa dalam jumlah besar, diperkirakan ratusan ribu orang meninggal karena kekerasan, kelaparan, atau penyakit. Operasi militer seperti “Operasi Keamanan” dan “Operasi Sapu Bersih” menjadi simbol represi yang memunculkan tragedi seperti pembantaian di Lacluta pada 1981.
Setelah Orde Baru runtuh pada 1998, Presiden B.J. Habibie mengambil langkah mengejutkan dengan menawarkan referendum bagi rakyat Timor Timur.
Di bawah pengawasan PBB, rakyat Timor Timur pada 1999 memilih merdeka, meskipun hasil ini memicu kekerasan hebat oleh milisi pro-Indonesia. Pasukan perdamaian internasional yang dipimpin Australia akhirnya turun tangan untuk meredakan situasi.
Timor-Leste resmi merdeka pada 20 Mei 2002 setelah melewati masa transisi yang diawasi PBB. Dari peristiwa ini, kita belajar pentingnya mengutamakan hak asasi manusia dan solusi damai dalam konflik.
Sumber: Wikipedia, Haloedukasi
Krisis Moneter
Krisis moneter 1997–1998 adalah salah satu periode paling gelap dalam sejarah ekonomi Indonesia. Krisis ini bermula dari devaluasi mata uang Baht Thailand yang menyebabkan efek domino ke seluruh kawasan Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri, krisis ini ternyata diperburuk oleh lemahnya sistem perbankan, tingginya utang luar negeri swasta yang tidak dilindungi dengan mekanisme lindung nilai, serta ketidakstabilan politik di era Orde Baru, lho!
Rupiah mengalami depresiasi besar-besaran dari sekitar Rp2.500 per dolar AS pada awal 1997 hingga menyentuh Rp17.000 per dollar AS pada 1998. Inflasi melonjak drastis, dan kontraksi ekonomi menyebabkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun hingga 13,1% pada 1998. Banyak perusahaan bangkrut, pengangguran meningkat tajam, dan harga kebutuhan pokok melambung, memicu krisis sosial yang meluas.
Krisis ini juga mempercepat keruntuhan politik Presiden Soeharto, yang akhirnya mengundurkan diri pada Mei 1998 setelah menghadapi demonstrasi besar-besaran dan kerusuhan di berbagai kota. Tokoh penting yang terkait dengan upaya penanganan krisis ini termasuk Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad dan Boediono, yang menjadi salah satu arsitek reformasi ekonomi pasca-krisis bersama tim IMF dan Bank Dunia.
Sumber: Tirto.id, Katadata, Pewarta Nusantara
Era Reformasi
Era Reformasi di Indonesia dimulai pada 21 Mei 1998, ditandai dengan pengunduran diri Presiden Soeharto setelah lebih dari tiga dekade memimpin di bawah rezim Orde Baru. Reformasi muncul akibat tekanan besar dari krisis ekonomi Asia 1997-1998, yang memperburuk kesenjangan sosial dan memperparah ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter.
Gerakan mahasiswa dan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri, termasuk Tragedi Trisakti dan kerusuhan Mei 1998 menjadi katalis utama yang mengguncang pemerintahan.
SkulChamps, perlu kamu ingat bahwa setelah lengsernya Soeharto, BJ Habibie sebagai Wakil Presiden naik menggantikan posisi tersebut. BJ Habibie memulai sejumlah reformasi penting, termasuk liberalisasi media, penerapan otonomi daerah, dan pemisahan militer dari ranah politik. Ternyata, meski masa pemerintahannya singkat, kebijakan tersebut membuka jalan bagi demokratisasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia.
Reformasi juga membawa perubahan signifikan di bidang politik, seperti kemunculan partai-partai baru dan pemilihan presiden langsung pertama pada 2004. Meski banyak tantangan, era ini menandai pergeseran penting dari pemerintahan otoriter menuju demokrasi yang lebih terbuka.
Sumber: Kompas Pedia, Tirto.id, Wikipedia
Yuk, Belajar Bareng Skuling!
SkulChamps, pernah nggak kamu belajar sendirian dan terasa berat atau bingung mulai dari mana? Nah, belajar bareng Skuling bisa jadi solusinya! Di sini, kita nggak cuma belajar buat paham, tapi juga seru-seruan bareng. Dengan metode belajar interaktif dan komunitas yang suportif, kamu bisa lebih semangat mengejar target belajarmu. Yuk, daftar Skuling dan temukan cara belajar yang santai, menyenangkan, tapi tetap efektif! Skuling siap bantu kamu raih mimpi!
0 Komentar