Halo SkulChamps! Lagi giat-giatnya belajar untuk UTBK, kan? Nah, materi Ekonomi pasti jadi salah satu yang wajib kalian kuasai, nih!
Kali ini, kita bakal bahas tuntas mengenai “Permintaan, Penawaran, dan Elastisitas” – trio maut yang sering banget muncul di soal-soal UTBK.
Siap? Yuk, sikat habis materi di bawah ini biar makin pede menghadapi UTBK!
Permintaan
Definisi
Oke, SkulChamps, sekarang kita masuk ke materi pertama, si “Permintaan” atau biasa kita kenal dengan Hukum Permintaan. Gimana sih konsepnya?
Sederhananya, hukum permintaan ini menjelaskan kalau harga barang turun, pasti banyak yang beli. Tapi kalau harga barangnya naik, yang beli pasti pada kabur!
Nah, itu dia simpelnya pengertian dari permintaan. Namun, secara resminya, hukum permintaan ini menjelaskan hubungan terbalik antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta. Bingung? Gini loh, coba bayangin:
- Ketika musim hujan, harga jas hujan turun, otomatis kamu dan banyak orang lainnya pasti akan beli, kan? Permintaannya jadi naik deh!
- Sebaliknya, pas musim panas, harga jas hujan naik, ya pasti pada mikir-mikir buat beli. Wong kepakainya kapan? Alhasil, permintaannya turun.
Gampang, kan? Jadi, inget aja, ya, Hukum permintaan = Hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta.
Rumus
Gimana, udah ngerti konsep hukum permintaan? Nah, sekarang, kita coba ulik rumusnya biar kamu makin jago! Tenang, nggak seribet yang dibayangkan, kok!
Rumus Permintaan
Biasanya, hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta digambarkan dalam bentuk kurva permintaan. Kurva ini punya ciri yang khas, yaitu menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping). Artinya, semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang diminta, begitupun sebaliknya.
Nah, rumus umum dari permintaan adalah: Qd = a – bP
Di mana:
- Qd: Jumlah barang yang diminta (Quantity Demanded)
- a: Konstanta (biasanya menunjukkan jumlah barang yang diminta ketika harganya 0)
- b: Kemiringan kurva permintaan (menunjukkan seberapa sensitif jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga)
- P: Hagra barang (Price)\
Supaya kamu ngerti, coba simak contoh soal di bawah ini:
Misalnya, diketahui persamaan permintaan bakso adalah Qd = 100 – 5P. Coba hitung berapa jumlah bakso yang diminta ketika (Qd) jika harganya (P) adalah Rp10.000?
Kamu tinggal masukin aja angkanya ke rumus:
Qd = 100 – (5 x 10.000)
Qd = 100 – 50.000
Qd = -49.000
Lho, kok minus?
Tenang, dalam konteks ini, minus hanya menunjukkan bahwa pada harga Rp10.000 tidak ada orang yang mau membeli bakso.
Gimana, SkullChamp? Ngerti, kan, sekarang? Intinya, rumus ini cuma jadi alat bantu untuk menghitung seberapa besar sih permintaan terhadap suatu barang pada tingkat harga tertentu.
Penawaran
Definisi
Setelah membahas hukum permintaan, sekarang kita bahas kembarannya, yaitu si “Penawaran” atau yang biasa dikenal sebagai “Hukum Penawaran”.
Perlu kamu ingat, kalau hukum permintaan dilihat dari sisi pembeli, nah kalau hukum penawaran dilihat dari sisi penjual.
Sederhananya, hukum ini menjelaskan kalau harga barang tinggi, semangat jualan juga akan semakin tinggi. Tapi kalau harga barang lagi melempem, ya males jualan, mending di rumah aja!
Yup, itulah inti dari hukum penawaran! Secara resminya, hukum penawaran itu menjelaskan hubungan yang searah antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Supaya kamu makin jelas, coba bayangin begini:
- Ketika menjelang lebaran, harga HP akan menjadi naik, pasti para penjual pada semangat nawarin HP sebanyak-banyaknya, dong? Biar cuannya semakin besar!
- Sebaliknya, kalau harga HP turun, para penjual juga males untuk menawarkan barangnya, mending disimpan dulu stoknya sambil menunggu harganya naik lagi.
Gimana, SkullChamps? Gampang, kan? Jadi inget, ya, Hukum Penawaran = Hubungan searah antara harga & jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual.
Rumus
Kita sudah membahas mengenai definisi dari penawaran, sekarang kita coba ulik rumusnya, yuk! Tenang, nggak se-horror yang dibayangkan, kok!
Rumus Penawaran
Sama seperti permintaan, hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan juga digambarkan dalam bentuk kurva penawaran. Bedanya, kurva ini punya ciri khas yang menanjak dari kiri bawah ke kanan atas (upward sloping). Artinya, semakin tinggi harga, semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan, begitu pun sebaliknya.
Nah, rumus umumnya adalah: Qs = c + dP
Di mana:
- Qs: Jumlah barang yang ditawarkan (Quantity Supplied)
- c: Konstanta (biasanya menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan ketika harganya 0. Kadang-kadang bisa negatif, artinya produsen baru mau jualan kalau harganya udah di atas angka tertentu)
- d: Kemiringan kurva penawaran (menunjukkan seberapa responsif jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga)
- P: Harga barang (Price)
Supaya kamu ngerti, coba simak contoh soal di bawah ini:
Misalnya, diketahui persamaan penawaran sepatu adalah Qs = -20 + 2P. Coba hitung berapa jumlah sepatu yang ditawarkan (Qs) jika harganya (P) Rp100.000?
Tinggal masukin aja angkanya ke rumus:
Qs = -20 + (2 x 100.000)
Qs = -20 + 200.000
Qs = 199.980
Maka dapat disimpulkan bahwa ketika harga sepatu tersebut adalah Rp100.000, permintaannya adalah sebanyak 199.980 pcs sepatu.
Elastisitas
Definisi
Setelah kamu memahami konsep dari permintaan dan penawaran. Sekarang, kita akan membahas tentang “Elastisitas”. Nah, materi ini ngebahas seberapa sensitif sih permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Bingung? Gini deh, coba kamu bayangin:
- Elastis: Ibaratnya kayak karet gelang! Kalau kamu tarik, maka perubahannya akan semakin panjang dan signifikan. Nah, di ekonomi juga begitu. Sedikit saja perubahan harga, efeknya ke jumlah permintaan dan penawaran barang akan semakin besar. Inilah yang disebut permintaan/penawaran elastis. Contohnya, barang-barang mewah atau barang yang punya banyak substitusi.
- Inelastis: Kebalikannya, nih! Dia kayak batu. Mau kamu tarik sekuat apapun, perubahannya sedikit banget bahkan nggak berubah sama sekali. Sama halnya di ekonomi, kalau harga berubah, jumlah barang yang diminta atau ditawarkan sedikit. Inilah yang dinamakan permintaan/penawaran inelastis. Contohnya, barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, atau barang yang nggak punya banyak pilihan substitusi.
Gimana, ngerti, kan?
Nah, elastistitas di ekonomi ini punya beberapa jenis dan contohnya. Yuk, simak!
- Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas ini mengukur seberapa sensitif jumlah barang yang DIMINTA terhadap perubahan HARGA. Simpelnya, seperti yang sudah disebutkan di atas, kalau harga barang naik, terus permintaannya langsung anjlok, berarti permintaannya elastis. Sebaliknya, kalau harga barangnya naik tapi permintaannya biasa saja, berarti inelastis.
Contohnya:
- Elastis: Tiket pesawat, smartphone
- Inelastis: Beras, kebutuhan pokok
- Elastisitas Harga Penawaran (Price Elasticity of Supply)
Nah, kalau ini mengukur seberapa sensitif jumlah barang yang DITAWARKAN terhadap perubahan HARGA. Kalau harga barang naik sedikit, terus penjual langsung semangat menawarkan barang sebanyak-banyaknya, berarti penawarannya elastis. Sebaliknya, kalau harga naik tapi jumlah barang yang ditawarkan nggak banyak berubah, berari inelastis.
Contohnya:
- Elastis: Pakaian, aksesoris
- Inelastis: Emas, minyak bumi
- Elastisitas Silang Permintaan (Cross Elasticity of Demand)
Elastisitas silang ini nih yang unik! Elastisitas ini biasanya mengukur seberapa sensitif jumlah barang yang DIMINTA terhadap perubahan HARGA BARANG LAIN. Bingung? Gini, sederhananya, elastisitas silang ini melihat hubungan antar barang, bisa substitusi (pengganti) maupun komplementer (pelengkap).
Contoh:
- Substitusi (postif): Kopi & Teh. Jika harga kopi naik, permintaan teh akan naik. Kenapa? Karena orang-orang akan beralih minum teh daripada kopi yang sedang mahal.
- Komplementer (negatif): Mobil & Bensin. Jika harga mobil naik, permintaan bensin malah semakin turun. Kenapa? Karena orang-orang akan lebih memilih menggunakan transportasi publik dibandingkan punya mobil.
Gimana, SkullChamps? Udah mulai tercerahkan dengan pengertian dan jenis-jenis elastisitas? Pahami konsepnya, supaya kamu makin jago, ya!
Rumus
Gimana, udah paham dengan konsepnya? Nah, sekarang kita coba ulik rumusnya biar kamu makin jago ngitungnya!
Rumus Elastisitas
Secara umum, rumus elastisitas itu simpel banget:
Elastisitas = Persentase Perubahan Jumlah / Persentase Perubahan Haga
Atau bisa juga memakai rumus:
Elastisitas = (ΔQ/Q) / (ΔP/P)
Di mana:
- ΔQ: Perubahan jumlah barang (bisa diminta atau ditawarkan, tergantung jenis elastisitas yang dihitung)
- Q: Jumlah awal barang
- ΔP: Perubahan harga
- P: Harga awal
Nah, biar lebih kebayang, gini nih cara ngitungnya:
- Hitung persentase perubahan jumlah: (Jumlah akhir – Jumlah awal) / Jumlah awal x 100%
- Hitung persentase perubahan harga: (Harga akhir – Harga awal) / Harga awal x 100%
- Bagi hasil persentase perubahan jumlah dengan persentase perubahan harga.
Contoh:
Misalnya, harga kaos naik dari Rp50.000 jadi Rp60.000, terus jumlah yang diminta turun dari 100 pcs jadi 80 pcs. Berapa elastisitas harga permintaannya?
Sesuai dengan rumus di atas, masukkan saja menjadi:
- Persentase perubahan jumlah: (80 – 100) / 100 x 100% = -20%
- Persentase perubahan harga: (60.000 – 50.000) / 50.000 x 100% = 20%
- Elastisitas harga permintaan: |-20% / 20%| = -1
Nah, dari hasil hitungan, didapat elastisitas harga permintaannya 1. Ingat ya, tanda minus diabaikan dalam elastisitas permintaan.
SkulChamps harus tahu, nih kalau materi tentang hukum penawaran, permintaan, dan elastisitas seringkali keluar di ujian SNBT dan mandiri. Nah, supaya semakin paham, cobalah sering-sering mengerjakan berbagai variasi latihan soal ekonomi tentang materi ini!
Belajar UTBK Lebih Seru Bareng Skuling
SkulChamps, gimana nih, udah ngerti kan tentang Permintaan, Penawaran, dan Elastisitas? Materi ekonomi emang seru banget buat dipelajari, apalagi buat menghadapi UTBK! Nah, biar belajarnya makin asik dan maksimal, yuk, bareng Skuling!
Kenapa sih harus Skuling?
- Rangkuman Materi Super Lengkap: Nggak perlu pusing baca buku tebel-tebel atau nyatet seabrek-abrek! Di Skuling, semua materi ekonomi, termasuk Permintaan, Penawaran, dan Elastisitas yang baru aja kita bahas, dirangkum secara ringkas, padat, dan mudah dipahami!
- Latihan Soal & Pembahasan Anti Ribet: Udah paham teorinya tapi masih suka bingung ngerjain soal? Tenang, Skuling punya ribuan latihan soal UTBK Ekonomi, lengkap dengan pembahasannya yang detail dan mudah dimengerti. Dijamin makin jago ngerjain soal UTBK!
- Fitur Interaktif yang Bikin Ketagihan: Belajar Ekonomi nggak harus ngebosenin! Fitur-fitur interaktif Skuling bikin belajarmu lebih seru dan anti-stuck!
- Komunitas Pelajar Super Solid: Gabung bareng ribuan SkulChamps lainnya, saling sharing, dan belajar bareng biar makin semangat!
Ingat, perjuanganmu menuju UTBK akan terasa lebih ringan dengan persiapan yang matang. Yuk, daftar Skuling sekarang juga, dan buktikan sendiri! Raih kampus impianmu bareng Skuling! Kamu pasti bisa!
0 Komentar