Rangkuman Materi Ekonomi: Teori Produksi

oleh | Des 6, 2024 | Tips Belajar | 0 Komentar

Salah satu materi ekonomi yang harus kamu pelajari jika ingin masuk ke jurusan-jurusan Sosio Humaniora, seperti Manajemen, Akuntansi atau Ekonomi adalah teori produksi. Teori produksi adalah teori yang mempelajari cara produsen memproduksi barang dan jasa secara efektif dalam kacamata ekonomi. 

Dalam teori ini, kamu bisa memahami secara teoritis cara sebuah produsen untuk memaksimalkan hasil produksinya. Berikut ini rangkuman teori produksi ekonomi mikro yang bisa kamu pelajari:

1. Faktor-Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi adalah hal-hal yang dapat digunakan oleh produsen untuk menghasilkan barang atau jasa. Biasanya, terdapat 4 faktor produksi yang diajarkan dalam teori produksi ekonomi mikro, yaitu:

  1. Kapital (K). Kapital adalah sumber daya produksi yang jumlah dan nilainya seringkali tidak mudah berubah. Kapital ini bisa dalam bentuk modal usaha, tanah, gedung dan lain sebagainya. Nilai atau biaya kapital biasanya dalam bentuk sewa (rent), atau bunga (interest rate). 
  2. Labor (L).  Faktor produksi yang kedua adalah labor atau tenaga kerja. Biaya faktor tenaga kerja ini seringkali dituliskan dalam bentuk gaji (wage/w). 
  3. Material (M). Faktor produksi yang ketiga adalah material atau bahan baku.
  4. Teknologi. Perkembangan teknologi dapat membuat produksi barang dan jasa menjadi semakin efisien. 

2. Fungsi Produksi

Faktor-faktor produksi di atas kemudian dimasukkan dalam sebuah fungsi yang disebut fungsi produksi. Rumus fungsi tersebut adalah:

Q = f( K,L,…)

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa, untuk memproduksi barang dan jasa sejumlah Q, perusahaan atau produsen harus mengkombinasikan faktor-faktor produksi. Meskipun ada banyak faktor produksi yang dapat dimasukkan dalam persamaan tersebut, namun umumnya fungsi produksi hanya memasukkan variabel K (kapital) dan L saja. 

3. Kurva Total Produksi

Kurva total produksi adalah kurva yang menghubungkan antara jumlah produk yang berhasil diproduksi oleh produsen berdasarkan jumlah faktor produksi yang digunakan oleh produsen tersebut. Karena sumbu yang digunakan dalam menggambarkan kurva ini hanya dua sumbu, yaitu sumbu horizontal x dan sumbu vertikal y, maka faktor produksi yang digunakan juga cuma 1. Contoh kurva total produksi adalah sebagai berikut:

Kurva Total Produksi

Cara membacanya adalah “untuk memproduksi barang sejumlah 500 unit, perusahaan membutuhkan tenaga kerja (labour) sebanyak 1 orang”, begitu pun seterusnya. 

Seperti yang bisa kamu lihat di atas, bentuk dan kemiringan kurva total produksi bervariasi, ada yang sangat miring, tapi ada juga yang landai. Kemiringan kurva ini disebut dengan marginal product. Dalam teori produksi, tahap-tahap perubahan marginal product ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

  1. Increasing returns to scale. Dalam tahap ini, jumlah barang yang diproduksi meningkat lebih cepat dibandingkan dengan penambahan jumlah input (tenaga kerja). Dalam gambar di atas, tahap ini berada pada level input 1-3. 
  2. Decreasing returns to scale. Dalam tahap ini, jumlah produk atau output meningkat lebih lambat dibandingkan sebelumnya. Misalnya, jika sebelumnya penambahan 1 tenaga kerja bisa menghasilkan 190 produk baru, maka dalam tahap ini, penambahan tenaga kerja hanya menambah 100 produk baru. Dalam gambar di atas, hal ini terlihat dalam tahap 4-6. 
  3. Constant return to scale. Dalam tahap ini, penambahan input baru tidak akan menambah jumlah produk yang bisa diproduksi perusahaan. Dalam gambar di atas, tahap ini berada pada tenaga kerja berjumlah 6 dan 7. Seperti yang bisa kamu lihat di atas, apabila perusahaan tetap kekeh menambah karyawan, maka bisa jadi jumlah produksi justru akan menurun.

4. Kurva Rata-Rata Produk dan Marginal Produk

Selain kurva total produksi, kamu juga harus mengetahui kurva rata-rata produksi (average production curve) dan kurva marginal product (MP). Kedua kurva ini penting untuk memutuskan apakah produksi barang dan jasa sebuah perusahaan harus berlanjut atau tidak. Untuk bisa memahaminya, kamu bisa lihat tabel berikut ini terlebih dahulu:

Jumlah tenaga kerja (input) kolom ATotal produk (B)Average product (C =B/A)Marginal produk ((B2-B1)-(A2-A1))
0000
1505057
21125662
31755863
42305855
52705440
63055135
73244619
83364212
93523916
1034835-4

Tabel di atas dapat “diterjemahkan” ke dalam kurva berikut:

Kurva Kombinasi TP, AP Dan MP

Ini artinya, dalam titik tertentu, jumlah perubahan jumlah produk yang berhasil dibuat oleh perusahaan (marginal product) akan lebih rendah dibandingkan jumlah rata-rata produk yang berhasil dibuat oleh setiap tenaga kerja (average product).

5. Kurva Produksi dalam Jangka Panjang

Jika pembahasan di atas adalah teori produksi jangka pendek dan hanya menggunakan satu faktor produksi dengan asumsi faktor produksi lain tidak berubah, maka dalam jangka panjang, kamu harus memperhitungkan beberapa faktor produksi sekaligus. Terdapat beberapa kurva yang harus kamu pahami dalam teori produksi jangka panjang ini, yaitu:

1. Kurva isoquant

Kurva isoquant adalah kurva yang menggambarkan gabungan jumlah input yang dibutuhkan untuk membuat barang dan jasa dalam jumlah yang sama. Misalnya, untuk membuat 100 pasang seragam sekolah per bulan, sebuah perusahaan membutuhkan 6 orang penjahit (L) dan 6 buah mesin jahit (K), tapi, perusahaan tersebut juga bisa mempekerjakan 8 orang penjahit dengan 4 buah mesin jahit saja dan hasilnya tetap sama. Atau sebaliknya, mereka mengurangi jumah tenaga kerja jadi 4 orang saja dan menambah mesin jadi 8 mesin dan sama-sama menghasilkan 100 seragam per bulan. Maka, tabel dan kura isoquant untuk contoh ini adalah:

Total produksiMesinKaryawan
10049
10066
10087
Isoquant curve

Alih-alih tajam seperti gambar di atas, kurva isoquant umumnya berbentuk cembung ke kanan atas yang menandakan perubahan-perubahan kecil pada kombinasi faktor produksi yang digunakan. Gabungan dari beberapa kurva isoquant sekaligus disebut dengan isoquant map.

2. Kurva isocost

Untuk menghasilkan total produksi yang maksimal sesuai dengan kombinasi faktor produksi yang digunakan, serta biayanya, produsen perlu menggunakan kurva isocost. Kurva isocost adalah kurva yang menggambarkan kombinasi faktor produksi yang dibutuhkan supaya produksi barang dan jasa tertentu memakan sejumlah biaya tertentu. 

Untuk membuat kurva isocost ini, kamu harus mengetahui rumus total biaya produksi (cost) terlebih dahulu, yaitu:

C = wL + rK 

Keterangan:

W = wage atau gaji

L = Labour atau tenaga kerja

R = rent atau biaya sewa

K =Kapital atau modal

Misalnya, perusahaan punya budget produksi sebesar Rp1.000.000. Maka, kurva Isocost menggambarkan kombinasi biaya dan jumlah faktor produksi yang bisa digunakan oleh perusahaan agar total biaya (C ) yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak lebih dari Rp1.000.000. Dalam hal ini, perusahaan bisa mengubah nilai gaji, jumlah karyawan, menekan biaya sewa atau mengurangi jumlah kapital yang digunakan.

Bentuk kurva isocost adalah:

Isocost curve

Total produksi maksimal akan tercapai jika kurva isoquant dan isocost saling bersinggungan. Agar lebih paham lagi mengenai teori produksi jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kamu bisa latihan mengerjakan contoh soal-soal ekonomi UTBK-SNBT di Skuling. Kamu juga bisa daftar Skuling Pro untuk bisa mendapatkan akses Live Class ekonomi eksklusif. Sebenarnya, teori produksi dan konsumsi itu mudah kok, selama kamu mau belajar dan latihan terus. Selamat mencoba!

Download Skuling untuk Android & iOS

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *