Siapa disini yang suka menunda-nunda pekerjaan? Jangan diulangi ya, dek ya! Meskipun sederhana, menunda-nunda pekerjaan atau yang lebih keren disebut dengan procrastination dapat menyebabkan masalah fisik maupun mental, seperti tugas yang nggak kelar-kelar, anxiety sampai bahkan depresi loh.
Nah, oleh karena itu, penting buatmu untuk mengetahui dan mengatasi masalah procrastination ini. Apalagi, besok waktu kuliah tuh, akan ada banyak tugas yang pastinya akan menumpuk kalau nggak diselesaikan segera. Yuk simak strategi produktif atasi prokrastinasi berikut!
Apa Itu Procrastination?
Procrastination adalah fenomena yang terjadi ketika seseorang menunda-nunda suatu pekerjaan. Dilansir dari TED-Ed (2022), prokrastinasi sering terjadi ketika seseorang berpikir bahwa pekerjaan tersebut menakutkan, sulit atau membuat stres. Akibatnya, alih-alih menyelesaikannya, dia justru beralih ke hal lain yang lebih mudah dan tidak membuat tertekan.
Banyak peneliti sepakat bahwa menunda suatu kegiatan penting (prokrastinasi) dapat menyebabkan masalah fisik maupun mental (Sirois 2016). Misalnya, kamu perlu ke dokter gigi untuk mencabut gigi berlubang. Namun karena kamu takut dengan jarum suntik, kamu memilih terus menerus menundanya. Akibatnya, gigi kamu bukannya sembuh tapi malah semakin parah.
Prokrastinasi akan semakin parah kalau pekerjaan yang ditunda tidak memiliki deadline (Urban 2016). Hal ini karena tidak adanya sistem yang akan terus memperingatkan kalau kita perlu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Contoh pekerjaan yang biasanya tidak memiliki deadline tapi penting, seperti membersihkan rumah atau memulai gaya hidup yang lebih sehat.
Ingat, orang yang sering menunda-nunda pekerjaan bukan berarti orang yang malas. Seperti yang disebutkan di atas, penyebab procrastination adalah stres, takut terhadap pekerjaan tertentu, sementara malas (laziness) lebih sering terjadi karena kita tidak memiliki energi yang cukup untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.
Cara Mengatasi Procrastination
Lalu, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan ini? Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Tentukan skala prioritas pekerjaan
Tidak semua pekerjaan harus kamu selesaikan saat itu juga dan tidak semua pekerjaan harus kamu selesaikan sendiri. Ada kalanya, kamu bisa menunda suatu tugas atau mendelegasikannya kepada orang lain.
Untuk membantu kamu menyusun skala prioritas ini, kamu bisa menggunakan Eisenhower Matrix berikut:
Lalu bagaimana cara mengisinya:
Kuadran 1 (Medesak, penting): Diisi dengan pekerjaan penting yang deadline-nya tinggal sebentar lagi. Misalnya, tugas yang deadline-nya 2 hari lagi. Pekerjaan yang masuk ke dalam kuadran ini harus dikerjakan sekarang juga.
Kuadran 2 (Tidak mendesak tapi penting) : Diisi dengan pekerjaan penting yang deadline-nya masih cukup lama atau bahkan tidak memiliki deadline sama sekali. Pekerjaan seperti ini bisa kamu tunda atau tentukan lebih lanjut. Misalnya, tugas yang deadline-nya 2 bulan lagi (perlu diatur) atau pekerjaan mengurus rumah (bisa ditunda, diatur, atau didelegasikan).
Kuadran 3 (Tidak penting tapi mendesak) : Diisi dengan pekerjaan yang sebenarnya nggak penting-penting amat, tapi deadline-nya dekat. Contoh, kamu kehabisan baju bersih untuk ke kampus, sehingga pekerjaan mencuci baju yang sebenarnya nggak penting buat kuliah jadi terasa mendesak. Nah, kegiatan seperti ini bisa kamu delegasikan kepada orang lain, misalnya mengirim baju kotor ke jasa laundry ekspres.
Kuadran 4 (Tidak penting dan tidak mendesak): Sesuai dengan namanya, pekerjaan ini nggak penting-penting amat dan nggak mendesak. Contoh, nongkrong dengan teman atau pacar. Kegiatan seperti inilah yang pertama kali dihapus atau ditunda jika ada pekerjaan lain yang lebih penting.
2. Breakdown pekerjaan menjadi variabel yang lebih kecil
Kadang, kita takut mengerjakan suatu tugas karena tugasnya terasa “besar” dan “banyak”. Alih-alih menundanya, kamu bisa “memecah” tugas tersebut menjadi variabel-variabel yang lebih kecil. Tugas menulis skripsi misalnya, bisa kamu breakdown menjadi:
- Buat kerangka tulisan (outline).
- Cari data.
- Olah data.
- Cari referensi untuk daftar pustaka.
- Mulai menulis pendahuluan.
- Mulai menulis daftar pustaka.
- Mulai menyusun metodologi penelitian dan diskusi.
- Penutup.
- Review.
Dengan demikian, kamu bisa menyusun target tugas yang bisa diselesaikan pada jangka pendek dengan tanpa harus menunda mengerjakan tugas.
3. Regulasi emosi negatif
Seperti yang telah disebutkan di atas kalau penyebab procrastination adalah karena pikiranmu menganggap kalau tugas atau pekerjaan tersebut terlalu sulit atau besar sehingga membuat stres. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini, kamu perlu belajar untuk mengatur atau meregulasi emosi negatif.
Cara meregulasi emosi negatif ada banyak. Selain dengan breakdown pekerjaan menjadi hal-hal yang lebih kecil di atas, kamu juga bisa mulai dengan menjawab pertanyaan “mengapa pekerjaan ini sulit buatku?” dan mulai membuat jurnal atau diary untuk melepas stres. Nggak dapat dipungkiri kalau seringkali rasa “susah”, “berat” itu hanya ada di pikiran kita. Kalau sudah dikerjakan, nyatanya tugas tersebut tidak sesulit yang kita pikirkan.
4. Kurangi distraksi
Sikap menunda-nunda pekerjaan juga bisa terjadi karena adanya pekerjaan lain yang dirasa lebih mudah dan tidak menjengkelkan (distraksi). Misalnya, main handphone ketika jadwalnya belajar, atau baca novel ketika harusnya sudah siap berangkat kuliah.
Main handphone di tengah-tengah belajar itu boleh untuk menyegarkan otak, tapi harus diatur. Aturlah waktu belajar kamu dengan baik, misalnya 30 menit belajar 5 menit main handphone begitu seterusnya sampai jam belajar selesai.
5. Belajar menghargai diri sendiri
Menurut Sirois (2016), salah satu karakteristik seorang yang suka menunda-nunda pekerjaan adalah evaluasi negatif terhadap dirinya sendiri. Misalnya, saat hasil tugas kamu tidak sesuai harapan, kamu berpikir “andai saja kemarin aku nggak menunda-nunda untuk mengerjakan pekerjaan ini” atau “kamu sih bodoh!”. Akibatnya, ketika kamu dapat tugas serupa, kamu akan menunda mengerjakannya karena berpikir kamu kurang mampu.
Maka dari itu, penting buatmu untuk belajar menghargai diri sendiri. Hindari menganggap kegagalan sebagai nilai buruk di hidupmu, melainkan anggap kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh lebih baik.
Belajar Lebih Seru Bareng Skuling!
Sssttt… jangan tunda-tunda pekerjaan lagi! Yuk, belajar bareng aplikasi tryout UTBK SNBT Skuling! Gratis loh! Kapan lagi bisa mengerjakan soal-soal UTBK SNBT sambil tahu informasi beasiswa terkini! Unduh dan langganan Skuling Pro sekarang juga! Jangan ditunda lagi! Ingat 6 bulan lagi UTBK!
0 Komentar