Table of Contents

Dunia Perkuliahan

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif yang Mahasiswa Wajib Tahu!

Table of Contents

Saat menyusun skripsi atau karya tulis ilmiah nanti, kamu akan dihadapkan pada dua jenis umum metode penelitian, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Satu topik penelitian bisa diteliti menggunakan dua metode atau pendekatan tersebut sekaligus. 

Misalnya, penelitian mengenai dampak kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil pendidikan siswa di sekolah. Topik ini bisa kamu jadikan penelitian kualitatif dengan mewawancarai secara dalam siswa satu per satu mengenai kondisi perekonomian keluarga mereka di rumah dan hasil rapor mereka secara mendalam. Di sisi lain, topik ini juga bisa diteliti menggunakan metode kuantitatif dengan cara menyebar kuesioner maupun menggunakan data sekunder, seperti data dari Badan Pusat Statistik atau Kementerian Pendidikan. 

Nah, manakah yang lebih baik untuk skripsi kamu kedepannya? Yuk simak perbedaan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif berikut ini:

Apa Itu Metode Penelitian Kualitatif?

Definisi

Menurut Tenny et al (2022), penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang fokus menggali dan mengeksplorasi fenomena-fenomena dunia nyata secara mendalam. Dalam contoh dampak ekonomi orang tua terhadap hasil pendidikan anak di atas misalnya, kamu harus bisa menggali mengapa kondisi ekonomi orang tua bisa memberikan dampak baik atau buruk terhadap hasil sekolah anak dan bagaimana cara memperbaikinya. 

Pandangan terhadap data

Data penelitian kualitatif umumnya bersifat susah diukur, tidak bisa digeneralisasi, dan tidak statis (terus berubah). Kamu tentu nggak bisa mengukur tingkat penerapan budaya Jawa dalam pernikahan bukan? Dan bisa jadi pesta pernikahan di suatu tempat pada tahun tertentu akan berbeda dengan tahun-tahun setelahnya. 

Metode pengumpulan data

Penelitian kualitatif biasanya membutuhkan pengambilan data langsung ke lapangan. Jadi, kalau objek penelitian kamu adalah siswa SMA 2 Bantul, maka kamu harus datang langsung ke sekolah tersebut dan mengambil data. Data kualitatif bisa diambil dengan cara:

1. Wawancara

Cara yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara (interview), dimana dalam metode ini, peneliti menyusun dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan terkait penelitian kepada si objek penelitian tersebut secara langsung. Metode pengambilan data ini cocok jika kamu ingin mengambil data yang perlu pemahaman mendalam atau topik yang diangkat cukup sensitif. 

2. Diskusi grup

Data penelitian kualitatif juga bisa diambil melalui focus group discussion (FGD) atau leaderless group discussion (LGD) atau beberapa orang objek penelitian. Misalnya, kamu mengambil data terkait masalah stunting dan penyelesaiannya di Desa X, maka kamu bisa mengundang beberapa warga desa tersebut untuk diskusi terpisah mengenai apa itu stunting, bagaimana dampaknya dan kira-kira bagaimana cara mengatasinya. 

3. Observasi

Cara ketiga dalam mengumpulkan data penelitian kualitatif adalah dengan observasi atau pengamatan lapangan. Contoh metode penelitian kualitatif yang datanya diambil dari observasi, seperti kamu ingin tahu mengenai tradisi pernikahan adat Jawa masa kini. Maka, kamu bisa tinggal di daerah tertentu di Pulau Jawa selama musim pernikahan dan mengamati serta mendengarkan tata cara masyarakat daerah tersebut menyelenggarakan pesta pernikahan. 

Apa Itu Metode Penelitian Kuantitatif? 

Definisi

Menurut Gay, Mills, Airasian (2009), penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengumpulan dan pengolahan data numerik untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena. Dalam contoh dampak ekonomi orang tua terhadap hasil pendidikan anak di atas misalnya, kamu bisa mengambil data penghasilan orang tua siswa, data jumlah anggota keluarga mereka dan rata-rata nilai rapor siswa tersebut untuk kemudian diolah menggunakan aplikasi statistik.

Pandangan terhadap data

Secara garis besar, penelitian kuantitatif menganggap bahwa suatu fenomena di dunia nyata bersifat statis (tidak gampang berubah), bisa diukur dan bisa digeneralisir dengan asumsi-asumsi tertentu. Biasanya, data penelitian ini juga diolah dengan prinsip kausalitas (sebab akibat), yaitu variabel independen A menyebabkan terjadinya fenomena variabel independen B. 

Contoh, pendapatan orang tua (variabel independen) berpengaruh terhadap hasil sekolah siswa (variabel dependen), dengan asumsi hal-hal lain bersifat konstan atau tidak ada perubahan (ceteris paribus). 

Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dalam metode kuantitatif bisa dilakukan di lapangan maupun di “laboratorium”. Laboratorium ini bisa berupa laboratorium science, seperti lab kimia atau lab fisika, tapi bisa juga berupa laboratorium komputer atau laboratorium jenis lain. Adapun beberapa cara metode pengumpulan data kuantitatif adalah:

1. Kuesioner/ survey

Salah satu cara pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan kuesioner atau survey yang disebarkan kepada objek penelitian. Misalnya, kamu menyebarkan kuesioner kepada siswa untuk diisi dan lain sebagainya. Kuesioner bisa memberikan jawaban yang terukur dan umum dari objek penelitian kamu. 

2. Test

Cara pengambilan data kuantitatif yang kedua adalah melakukan tes tertentu kepada objek penelitian. Contoh metode penelitian kuantitatif yang datanya diambil dari test, seperti seorang mahasiswa S2 (magister) ekonomi ingin menyusun tesis mengenai proses pengambilan keputusan oleh konsumen (consumer decision making). Objek penelitiannya adalah mahasiswa yang diundang untuk melakukan serangkaian tes di lab komputer selama 2 jam. Setiap mahasiswa yang berpartisipasi kemudian diberi voucher sebesar Rp50.000. 

3. Menggunakan data sekunder

Data sekunder adalah data yang sebelumnya sudah dikumpulkan oleh pihak lain untuk keperluan lainnya. Saat mengerjakan skripsi, kamu bisa menggunakan data sekunder yang bisa diperoleh secara gratis, misalnya database dari BPS, BKPM, Kementerian Pendidikan, maupun yang dikumpulkan oleh lembaga swasta. Tidak jarang, pihak kampus juga akan menyediakan akses gratis dari database berbayar supaya bisa diunduh dan diolah oleh mahasiswa. 

Data-data yang terkumpul dalam penelitian kuantitatif ini kemudian akan diolah menggunakan aplikasi statistik, seperti STATA, MATLAB atau SPSS. Kamu tidak perlu khawatir, sebab tidak jarang pihak kampus akan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan khusus menggunakan aplikasi-aplikasi ini. 

Lebih Baik Pakai Metode Penelitian Kualitatif atau Kuantitatif untuk Skripsi?

Sebenarnya, pilih kualitatif maupun kuantitatif untuk karya tulis ilmiah, baik skripsi, makalah, tesis atau disertasi itu tergantung dengan topik penelitian yang ingin kamu angkat dan desain penelitian yang kamu inginkan. Alih-alih memilih salah satu, yuk simak kelebihan dan kekurangan menggunakan dua metode ini:

Kelebihan kualitatif

  1. Penelitian yang mendalam. Alih-alih hanya memahami tren dan pola dari sebuah fenomena, penelitian kualitatif memungkinkan mahasiswa untuk meneliti fenomena tersebut secara mendalam dan menangkan nuance yang bisa jadi tidak akan bisa dipahami kalau fenomena tersebut “hanya” diteliti secara kuantitatif. 
  2. Cocok untuk digunakan meneliti hal-hal yang susah diukur. Contoh, meneliti mengenai tanggapan masyarakat Surabaya mengenai penutupan Gang Dolly atau tanggapan masyarakat adat daerah tertentu mengenai penebangan hutan.
  3. Bisa diadaptasi sesuai dengan tanggapan dari objek penelitian. Ketika melakukan wawancara atau FGD, bisa jadi kamu akan mendapatkan fakta menarik terkait suatu fenomena tertentu. Fakta menarik ini kemudian bisa kamu eksplor lebih lanjut dengan mudah menggunakan metode analisis ini.  

Kekurangan kualitatif

  1. Tidak jarang memakan waktu dan biaya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, tidak jarang peneliti harus mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak sedikit dalam penelitian jenis ini. Misalnya, untuk meneliti tanggapan masyarakat adat terhadap penebangan liar, kamu perlu mendekati tetua adat dulu, memperkenalkan diri dan bahkan harus tinggal selama beberapa waktu dengan mereka. 
  2. Skala penelitian relatif kecil. Hal ini tentunya tergantung dengan sumber daya waktu dan uang yang kamu miliki. Karena waktu dan biaya yang dibutuhkan tidak jarang cukup banyak, maka tidak heran kalau skala penelitian ini relatif kecil tapi mendalam. 
  3. Lebih susah menarik garis besar dari data yang dikumpulkan. Data yang terkumpul dari hasil wawancara atau FGD tidak jarang bersifat lebar dan luas alias kemana-mana. Akibatnya, data ini lebih susah disimpulkan di Bab 4 skripsi dan susah juga untuk membuat abstrak (sinopsis) skripsi tersebut.
  4. Relatif susah diduplikasi. Hal ini dalam artian, suatu penelitian kualitatif dengan penelitian kualitatif lainnya bisa jadi jauh berbeda, sehingga kamu akan lebih susah mencari gap atau mencontoh penelitian tersebut. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif. Tidak jarang mahasiswa yang menggunakan penelitian kuantitatif untuk skripsi didorong untuk menggunakan teori yang sudah ada dan sudah diteliti sebelumnya tapi dengan lokasi atau tahun penelitian yang berbeda. 

Kelebihan kuantitatif

  1. Skala penelitian bisa cukup besar. Data sekunder dalam penelitian kuantitatif bisa mencakup banyak daerah dan tahun sekaligus. Data The Indonesian Family Life Survey  (IFLS) misalnya, mencakup sampel individu dan keluarga dari seluruh Indonesia dari tahun  1993 hingga yang terbaru tahun 2015.
  2. Tidak membutuhkan banyak biaya. Penelitian kuantitatif umumnya tidak membutuhkan banyak biaya, khususnya jika kamu bisa mengakses database gratis secara individu maupun dari pihak kampus. 

Kekurangan kuantitatif

  1. Butuh alat. Seperti yang disebutkan diatas, kamu perlu aplikasi statistik seperti STATA, MATLAB atau SPSS untuk mengolah data kuantitatif. Ini artinya, kamu perlu mempelajari cara penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut dan tidak jarang harus berlangganan juga. Pihak kampus seringkali memang menyediakan pelatihan gratis, tapi kalau kampus kamu tidak punya pelatihan ini, biaya kursus menggunakan aplikasi di atas relatif tidak murah. 
  2. Salah input data atau prompt sama dengan mengulang dari awal. Sama seperti Matematika, kalau kamu salah data atau salah rumus saat mengolah data kuantitatif, maka kamu harus mengulang input data dari awal. 

Jadi, sebelum menentukan kamu mau pakai metode penelitian kualitatif atau kuantitatif, sebaiknya tentukan dulu topik skripsi dan sumber daya yang kamu miliki. 

Temukan Informasi Seputar Perkuliahan Lainnya di Blog Skuling!

Skripsi itu cuma salah satu diantara sekian banyak cara untuk lulus loh! Ingin tahu lengkapnya? Yuk subscribe website belajar UTBK Skuling dan nantikan artikel terbaru dari kami! Kerjakan juga latihan soal UTBK-nya dan tryout UTBK online-nya supaya kamu siap menghapai seleksi masuk perguruan tinggi tahun ini maupun tahun depan!